Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024 yang diinstruksikan di seluruh Indonesia juga dilaksanakan oleh Pemkot Bontang. Hingga saat ini, sudah memasuki tahap kedua. Sayangnya, kesempatan ini kurang dimanfaat dengan baik oleh warga Bontang.
Hal ini terlihat dari capaian vaksinasi yang masih rendah. Dinas Kesehatan (Diskes) menyatakan, cakupan vaksinasi di tahap ini baru 18,07 persen.Penanggung Jawab dari Diskes Nuryati mengatakan, pelaksanaan tahap kedua sudah dimulai sejak 12 Agustus lalu. “Tiap hari kami melakukan update data. Angka itu yang sudah masuk ke kami,” kata Nuryati.
Akan tetapi, ia belum bisa membeberkan terkait sebaran tiap puskesmasnya. Sementara untuk tahap pertama di angka 66,15 persen. Menurut Nuryati, cakupan vaksin masih rendah lantaran beberapa faktor. Di antaranya, orangtua khawatir anak akan mengalami kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).
Sebab, terdapat kabar bahwa setelah vaksin, balita mengalami diare dan demam. “Ada memang laporan ke kami (Diskes) terkait KIPI ringan. Itu terjadi di tahap pertama. Kalau di tahap kedua belum ada,” ucapnya.
Selain itu, beberapa calon penerima juga memiliki keyakinan untuk tidak melakukan vaksinasi. Ini membuat jadwal yang telah disebar tiap kelurahan terlihat sepi. “Kondisi ini membuat vaksin yang sudah dibawa terbuang. Karena vaksin tidak dapat digunakan lagi,” tutur dia.
Ia pun belum bisa menjelaskan berapa vial vaksin yang tidak dipergunakan. Satu vial vaksin untuk 40 sasaran.
“Kami masih menunggu konfirmasi dari puskesmas dan pengelola limbah medis terkait jumlah yang terbuang,” pungkasnya. (*)