Selain meningkatnya potensi penyakit umum seperti demam berdarah, gatal-gatal, dan flu selama musim hujan, masyarakat Balikpapan diingatkan untuk mewaspadai ancaman serius lainnya, yakni penyakit leptospirosis. Penyakit ini ditularkan melalui air yang terkontaminasi urine tikus, dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan baik.
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, dr. I Dewa Gede Dony Lesmana, menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap leptospirosis. "Bakteri penyebab leptospirosis bisa masuk ke tubuh manusia ketika seseorang berjalan melewati genangan air yang terkontaminasi tanpa alas kaki, lalu tidak mencuci kaki dengan bersih," kata Dewa, Selasa, 20 Agustus 2024.
Meskipun jumlah kasus leptospirosis di Kota Balikpapan belum tinggi, penyakit ini memiliki potensi mematikan. Dewa mengungkapkan bahwa kasus terbaru leptospirosis di kota ini terjadi pada bulan Juli 2024, korban seorang anak dan berujung pada kematian.
"Jika dibiarkan, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ tubuh seperti liver dan ginjal. Bahkan beberapa kasus membutuhkan cuci darah akibat kerusakan ginjal" ungkapnya.
DKK Balikpapan menekankan pentingnya mitigasi risiko di lingkungan, dengan mengutamakan langkah-langkah pencegahan.
"Edukasi kepada masyarakat sangat penting, terutama untuk menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas di area dengan genangan air," tuturnya.
Bagi masyarakat yang mengalami gejala-gejala mencurigakan, seperti nyeri pada betis yang tidak biasa, dianjurkan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
"Diagnosis dini sangat penting agar pasien bisa mendapatkan penanganan yang tepat, termasuk pemberian antibiotik yang efektif melawan bakteri penyebab leptospirosis," ucapnya.
Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, diharapkan masyarakat Balikpapan dapat menghindari risiko serius yang ditimbulkan oleh leptospirosis selama musim hujan.
(FREDY JANU/KPFM)