Kecelakaan kerja tragis terjadi di area tambang batu bara di Kecamatan Palaran, Selasa (10/9) sore. Seorang operator ekskavator bernama Medir (36) tewas setelah terseret longsor sejauh 15 meter dan tertimbun tanah di lokasi kejadian. Peristiwa ini terekam dalam sebuah video berdurasi singkat yang kemudian tersebar luas di media sosial pada Rabu (11/9), menampilkan tanah bergerak menyerupai aliran air yang menyapu alat berat dan seluruh benda di sekitarnya.
Baca Juga: Malu-Maluin, Masih Ada Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Teras Samarinda
Awalnya, informasi mengenai lokasi kejadian beredar di media sosial menyebutkan bahwa kecelakaan tersebut terjadi di Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar). Namun, hal ini dibantah oleh Kapolsek Loa Janan, AKP Iswanto, yang menegaskan bahwa Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebenarnya berada di Kecamatan Palaran.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli, melalui Kapolsek Palaran, Kompol Zarma Putra, mengonfirmasi bahwa longsor di tambang tersebut menyebabkan seorang pekerja meninggal dunia. “Korban adalah operator ekskavator yang tewas setelah tertimbun longsor,” ujar Zarma.
Medir, warga Kelurahan Rawa Makmur, diketahui sedang mengoperasikan ekskavator ketika longsor terjadi. Alat berat yang ia kemudikan terseret sejauh 15 meter sebelum akhirnya terkubur di bawah material tanah.
“Lokasi kejadian berada di Kelurahan Handil Bakti, tepatnya di site Efendi di RT 27. Konsesi tambang dimiliki oleh PT Insani Bara Perkasa (IBP), sedangkan pekerjaan di site tersebut dilakukan oleh PT Belengkong Mineral Resource (BMR),” jelas Zarma.
Saat ini, kepolisian masih menyelidiki kejadian tersebut bersama Satreskrim Polresta Samarinda. Jenazah Medir telah ditemukan pada Rabu pagi dan dibawa ke RSUD IA Moeis, menunggu kedatangan pihak keluarga. (oke/beb)