TENGGARONG – Tragedi menimpa ratusan warga Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Sebanyak 219 warga keracunan dan dilarikan ke Puskesmas terdekat. Usai menyantap nasi kotak yang disuguhkan pada kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan di Desa Sebulu Ulu, Sabtu (14/9) kemarin.
Tragedi ini awalnya menimpa 64 orang saat awal ditangani Puskesmas Sebulu I hari Minggu kemarin. Namun, dari data yang disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar Kusnandar dan Camat Sebulu Edy Fahruddin kepada Prokal.co. Per hari Senin (15/9) pukul 11.00 WITA, jumlah korban yang keracunan bertambah.
Baca Juga: Kejadian Lagi di Kalteng, Warga di Seruyan Keracunan Massal Usai Santap Hidangan
Dari 219 jiwa yang terdampak, ada 33 orang dirawat inap di Puskesmas. Dan 186 orang harus rawat jalan sambil mengikuti tahapan observasi. Adapun satu orang yang merupakan balita dirujuk ke RSUD Aji Muhammad Parikesit untuk mendapatkan penanganan intensif dan lanjut.
“Satu balita dirujuk ke rumah sakit, untuk mendapatkan penanganan lebih dari dokter,” ungkap Kusnandar.
Hingga saat ini, Kusnandar memastikan bahwa situasi dan kondisi penanganan medis terhadap warga terdampak sudah terkendali dengan baik. Dinkes Kukar pun saat penanganan awal hingga sekarang telah mengerahkan tenaga bantuan tambahan. Seperti perawat dari Puskesmas Sebulu II, Public Safety Center (PSC) 119 dan dokter dari Desa Bunga Jadi.
“Kami juga melakukan pergantian shift tim pertama, itu kita kerahkan tim dari Puskesmas Mangkurawang yakni satu dokter dan empat perawat,” tutupnya.
Senada dengan Dinkes Kukar, Camat Sebulu Edy Fahruddin mengatakan saat ini penanganan telah terkendali dengan baik. Ia juga memastikan ambulans di desa lain standby untuk penanganan yang diperlukan. Edy juga menyebut pihak kepolisian telah meminta keterangan panitia acara yang memasak konsumsi.
“Konsumsi yang dimakan sudah diambil sampelnya untuk diuji, sekarang sedang menunggu hasil lab,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kecamatan Sebulu I Abdullah Ramli juga memastikan bahwa ketersediaan obat-obatan hingga tenaga kesehatan (nakes) terpenuhi selama penanganan. Meski memang, sempat kewalahan. saat ini mereka secara bergantian dalam menangani pasien, meski pada hari pertama dan kedua sempat kewalahan saat pasien datang.
"Alhamdulillah berkat koordinasi dengan Dinkes, pemerintah kecamatan dan desa semua berjalan dengan baik," ujarnya.
Ramli juga mengatakan makanan ini dibuat orang desa. Pun permasalahan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan. Ia memastikan, kejadian ini murni kecelakaan, tidak ada unsur kesengajaan. “Kami telah mengirim sampel makanan ke Dinas Kesehatan UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Hasilnya belum kita ketahui," tandasnya. (moe)