Sorotan terhadap kebiasaan buruk pengunjung Teras Samarinda yang meninggalkan sampah, tak henti-hentinya mendapat sorotan. Sangat disayangkan dengan anggaran jumbo yang sudah dikeluarkan Pemkot Samarinda, namun estetikanya tercoreng dengan perilaku tersebut.
Padahal saat ini sudah tersedia sejumlah tempat sampah yang tersebar di beberapa titik pelataran Teras Samarinda. Namun hal ini tak cukup mendorong kesadaran pengunjung untuk tidak meninggalkan sampah. Padahal APBD Kota Samarinda yang telah digelontorkan, nilainya tidak main-main mencapai Rp 36,9 miliar.
Baca Juga: Teras Samarinda Jadi Favorit Warga Samarinda, Sayangnya Sampah Berserakan Merusak Estetika
Sebelumnya Wali Kota Samarinda Andi Harun telah melakukan evaluasi terhadap beberapa hal yang masih kurang di dalam teras segmen satu itu. Salah satu yang paling ia soroti adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan, yang harus diperbaiki.
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Pertamanan Dinas Lingkungan (DLH) Kota Samarinda, Basuni mengakui pihaknya sudah menangkap beberapa masukan dari hasil evaluasi tersebut. Ke depannya tempat sampah di Teras Kota Samarinda akan ditambah lagi. Sebab yang ada saat ini dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung yang silih berganti.
“Saya tidak ingin terlalu menjustifikasi masyarakat yang bandel, sehingga kami perlu hadir untuk memenuhi kebutuhan mereka,” ungkap Basuni.
Tak hanya itu saja, sebagai Ketua Pengelola Teras Samarinda memastikan ke depannya bakal ada pengumuman secara berkala kepada pengunjung, agar tidak ada yang menyisakan sampah. Termasuk beberapa fasilitas juga akan ditambah, seperti tempat duduk dan papan pengumuman agar tidak ada lagi pengunjung yang menginjak rumput-rumput di taman. “Nanti akan kami pasang speaker (pengeras suara) untuk memberi tahukan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan taman,” tuturnya.
Founder Puan Lestari Hanna Pratiwi mengakui kebiasaan membuang sampah sembarangan sampai saat ini memang sulit dihilangkan. Sehingga ia pun miris melihat taman yang sudah dibangun begitu menawan dan menjadi ikonik baru di Kota Samarinda, justru tak mampu terjaga kebersihannya oleh pengunjung.
“Saya miris melihatnya, padahal tamannya sudah bagus banyak lampu-lampunya. Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan ini harus tumbuh dari diri kita sendiri, jangan hanya pemerintah,” ujar Hanna.
Sebagai bagian dari komunitas yang peduli terhadap lingkungan, tentu menjadi perhatian bagi pihaknya juga untuk bergerak memberikan edukasi kepada masyarakat. Termasuk dalam urusan menjaga ruang publik yang sudah terbangun saat ini.
“Atmosfernya sudah bagus, taman yang ada seharusnya bisa menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpul, sehingga kesadaran untuk menjaga kebersihan harus ada dalam diri kita masing-masing,” pungkasnya. (hun/nha)