• Senin, 22 Desember 2025

Pengelolaan Sungai yang Minim Perhatian, Akses ke Bandara APT Pranoto Langganan Banjir

Photo Author
- Senin, 30 September 2024 | 13:30 WIB
NYARIS LUMPUH: Jalan DI Panjaitan kawasan Kecamatan Sungai Pinang sempat lumpuh imbas genangan banjir akibat hujan.
NYARIS LUMPUH: Jalan DI Panjaitan kawasan Kecamatan Sungai Pinang sempat lumpuh imbas genangan banjir akibat hujan.

 

Hujan deras yang kembali mengguyur Samarinda, khususnya di wilayah Kecamatan Samarinda Utara dan Kecamatan Sungai Pinang, kembali memicu munculnya genangan.

SAMARINDA–Beberapa titik kawasan tersebut terendam banjir dengan ketinggian mencapai 20–40 sentimeter, salah satunya di Jalan DI Panjaitan menuju Simpang Tiga Kebon Agung, Kelurahan Lempake, yang juga merupakan akses ke Bandara APT Pranoto.
Pengamat Banjir Samarinda Eko Wahyudi mengungkapkan, banjir di wilayah tersebut disebabkan beberapa faktor, di antaranya pembukaan lahan yang tidak terkendali dan kondisi sungai yang tidak optimal.

"Saluran drainase di kawasan Kebon Agung masih berukuran kecil dan tertutup bangunan di atasnya. Selain itu, Sungai Talangsari yang seharusnya menjadi penampung air hujan, memiliki dimensi yang lebih kecil dari perencanaan awal akibat sedimentasi dan penyempitan akibat pembangunan," jelasnya.

Model simulasi yang dibuatnya menunjukkan sistem drainase di kawasan Jalan DI Panjaitan, termasuk Sungai Talangsari, hanya mampu menampung hujan dengan intensitas maksimal 45 mm selama tiga jam. Karena berdasar perencanaan, sungai itu lebar kurang lebih 6–8 meter dengan kedalaman 2,4–2,6 meter.

“Tetapi dimensi saat ini yang ada antara 4–5 m saja, belum lagi penyempitan pondasi rumah,” terangnya. "Jika intensitas hujan melebihi itu, banjir tidak terhindarkan," sambungnya.

Dia mendorong pemerintah terus melakukan upaya, misalnya menormalisasi sungai, termasuk pelebaran dan pengerukan sungai, untuk meningkatkan kapasitas tampung air. Serta menerapkan sempadan sungai yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat menyerap air hujan dan mengurangi risiko banjir.
“Termasuk penataan ruang yang lebih baik terutama di kawasan yang rawan banjir,” ucapnya.

Di titik lain, Kecamatan Samarinda Utara yang rentan banjir yakni Gunung Kapur. Di sana ada dua rencana kolam retensi yang akan signifikan mengurangi luas genangan dan kedalaman genangan. Selain itu, perlu normalisasi sungai karena ada tanah milik pemkot yang bisa dimanfaatkan kurang lebih 2,3 hektare (Ha) dan 3,7 Ha.
“Kalau yang banjir di Muang Dalam (Kelurahan Lempake), selama tambang di hulu masih beroperasi dan tidak memperhatikan aspek hidrologi, pasti akan terus banjir,” tegasnya.

"Pemerintah kota perlu serius dalam mengatasi masalah banjir. Selain melakukan upaya teknis, juga perlu melibatkan masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan," pungkasnya.
Dari pantauan dan informasi yang masuk, sebanyak 35 titik jalan terendam banjir akibat hujan sejak pukul 12.30–15.30 Wita dengan intensitas sedang hingga lebat. (dra)

DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X