Kaltim sampai saat ini dihadapkan dengan tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, khususnya dokter spesialis. Sebab tidak meratanya pelayanan kesehatan, masih menjadi ironi di Benua Etam yang kaya akan sumber daya alam (SDA) ini.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin mengungkapkan bahwa daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) seperti Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kutai Barat (Kubar), dan Berau masih kekurangan tenaga medis.
Baca Juga: Dua Kali Tipu Teman, Oknum PNS di Samarinda Diciduk
“Kecukupan tenaga kesehatan, baik dokter umum maupun spesialis, belum merata. Untuk itu, kami berupaya mengatasi masalah ini dengan menugaskan dokter-dokter baru secara khusus ke daerah-daerah yang membutuhkan,” ujarnya.
Menurutnya, upaya ini mencakup pemberdayaan dokter spesialis yang sudah ada. Salah satu strategi yang dilakukan adalah memaksimalkan penggunaan tiga surat izin praktik yang dimiliki oleh setiap dokter spesialis agar pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit dapat lebih optimal.
Jaya juga menekankan bahwa kebutuhan dokter di setiap wilayah berbeda, sehingga penempatan tenaga kesehatan dilakukan secara terukur berdasarkan prioritas daerah. “Kami akan terus memanfaatkan potensi dokter yang ada sembari mencari solusi agar masyarakat di seluruh Kaltim bisa merasakan layanan kesehatan yang layak,” ungkapnya.
Dinkes Kaltim pun berharap langkah-langkah ini dapat memperbaiki distribusi tenaga medis, terutama di wilayah 3T, untuk memastikan pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Kaltim.
Adapun jumlah dokter spesialis di Kaltim pada tahun 2024 adalah 803 orang. Sebaran dokter spesialis di Kaltim belum merata, dengan 70,48 persen dokter spesialis berada di tiga kota, yaitu Samarinda, Balikpapan, dan Bontang.
Sisanya, 29,52 persen dokter spesialis tersebar di enam daerah lainnya.
Berikut jumlah dokter spesialis di beberapa daerah di Kaltim: Samarinda: 265 orang, Balikpapan: 238 orang, Bontang: 63 orang, Kutai Kartanegara: 68 orang, Kutai Timur: 53 orang, Paser: 32 orang, Penajam Paser Utara: 23 orang, Berau: 27 orang, Kutai Barat: 19 orang dan Mahakam Ulu: 2 orang. (mrf/nha)