Produksi padi di Kaltim mengalami penurunan pada 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim terbaru dalam Publikasi Indikator Pertanian Kaltim akhir tahun lalu, luas panen padi mencapai 57,08 ribu hektare, turun 12,14 persen dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 64,97 ribu hektare.
"Penurunan itu berdampak pada produksi gabah kering giling (GKG) yang hanya mencapai 226,97 ribu ton, turun 5,20 persen dari tahun sebelumnya. Produksi beras pun mengalami penurunan serupa, menjadi 132,02 ribu ton," beber Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana.
Baca Juga: Rencana Layanan Rute Tanjung Selor-IKN, akan Dilayani Damri Samarinda
Turunnya angka tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim dan tantangan dalam pengelolaan lahan pertanian. Sementara itu, produksi tanaman palawija di Kaltim juga menunjukkan angka yang beragam. "Produksi jagung dengan kadar air 14 persen mencapai 11,23 ribu ton, ubi kayu 50,40 ribu ton, ubi jalar 10,42 ribu ton, dan kacang tanah 0,47 ribu ton," ungkapnya.
Di sektor hortikultura, usaha pertanian perorangan di Kaltim mencapai 49.693 usaha pada tahun 2023. Dari jumlah tersebut, 12.572 usaha mengusahakan komoditas pisang. Produksi pisang di Kaltim mencapai 156,13 ribu ton, dengan 67 persen di antaranya disumbangkan oleh Kabupaten Kutai Timur.
Pisang menjadi komoditas hortikultura yang dominan di Kaltim, terutama di Kutai Timur. Hal ini menunjukkan potensi besar sektor hortikultura dalam mendukung perekonomian daerah.
BPS Kaltim menjelaskan bahwa data pokok tanaman pangan dan hortikultura dikumpulkan melalui berbagai metode, termasuk Kerangka Sampel Area (KSA) untuk padi dan jagung, serta Sensus Pertanian 2023 untuk data rumah tangga usaha pertanian (RTUP) dan unit usaha pertanian (UTP).
Data-data tersebut sangat penting untuk perencanaan dan pengambilan kebijakan di sektor pertanian. Kami terus berupaya meningkatkan kualitas data agar dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai kondisi pertanian di Kaltim. (*)