PROKAL.CO, SANGATTA – F, bocah 10 tahun, yang sebelumnya dilaporkan hilang, diduga diterkam buaya saat berenang di sungai di Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sekira pukul 16.00 Wita, Sabtu (26/4/2025), ditemukan tewas pada Minggu (27/4/2025), sekitar pukul 16.30 Wita.
Baca Juga: “Jalur Bubur” di Trans Kalimantan yang Ada di Kutai Barat itu Berstatus Jalan Negara
Informasi yang dihimpun media ini, pada Sabtu (26/4/2025) sore itu, bocah kelas empat SD itu bersama enam temannya berenang di Sungai Sangatta, di Kampung Kajang, RT 34, Kelurahan Singa Geweh, Kecamatan Sangatta Selatan.
Sebelum berenang, salah satu saksi, sempat melihat seekor buaya di seberang sungai. Namun, mereka tetap melanjutkan aktivitas tersebut.
Ketika korban melompat dari pohon beringin di tepi sungai untuk kedua kalinya, dia disambar buaya dan menghilang di dalam air.
Setelah mendapat laporan kejadian tersebut, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim bersama warga setempat langsung melakukan pencarian.
Baca Juga: Segiri Grosir Lebih Nyaman tapi Akses Parkir Jadi Hambatan
Pada Sabtu (26/4/2025) malam, sekira pukul 22.00 Wita, seekor buaya dengan panjang sekitar lima meter berhasil ditangkap satu kilometer dari lokasi kejadian.
Buaya tersebut kemudian dibawa ke Dinas Pemadam Kebakaran Kutim untuk dibelah perutnya pada Minggu (27/4/2025) pagi. Namun, hasilnya tidak ada jasad korban di dalam tubuh buaya tersebut.
Kepala BPBD Kutim Idris Syam, melaporkan korban akhirnya ditemukan secara terpisah pada Minggu sore dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Kampung Kajang, RT 34, untuk proses pemakaman.
“Kami (BPBD Kutim) mengimbau, masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi serangan satwa liar, mengingat wilayah Kutim merupakan habitat alami buaya," ujar Idris Syam.
Sebelum insiden terkaman buaya di Sangatta Selatan itu, serangan buaya sudah terjadi beberapa kali dalam bulan April 2025 ini di Kaltim. Berikut datanya.
Baca Juga: Aulia Rahman Basri, Perjalanan dari Kepala Puskesmas menuju Bupati Kukar