BALIKPAPAN– Menyongsong musim kemarau 2025, Pemerintah Kota Balikpapan terus mengambil langkah strategis untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan, khususnya di sektor produksi beras. Upaya ini ditegaskan oleh Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, Darmawati, saat mewakili Pemkot dalam Vicon Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Swasembada Pangan yang diselenggarakan Kementerian Pertanian RI, Selasa (6/3), di Ruang Vicon Makodim 0905/Bpp.
Darmawati mengungkapkan bahwa ketahanan pangan Balikpapan saat ini berada pada tahap kemandirian terbatas. Meski kebutuhan pangan sebagian besar masih dipenuhi dari luar daerah, Balikpapan terus berupaya meningkatkan produksi lokal. "Untuk komoditas beras, kondisi kita memang belum mandiri. Lahan sawah aktif hanya sekitar 30 hektare, sangat terbatas jika ingin mencapai swasembada," jelasnya.
Namun demikian, pihaknya tidak tinggal diam. Pemkot menargetkan optimalisasi terhadap 130 hektare lahan sawah lama yang sebelumnya nonaktif. Program ini dilakukan bertahap melalui sinergi antara pemerintah pusat, Pemprov Kalimantan Timur, Pemkot Balikpapan, serta dukungan penuh dari unsur TNI.
"Kolaborasi dengan TNI sangat membantu, tidak hanya dalam pembukaan lahan, tapi juga tenaga kerja dan penyediaan sarana produksi pertanian (saprodi). Ini sangat penting agar petani bisa langsung mengolah lahan," lanjut Darmawati.
Selain itu, strategi lain yang diusulkan adalah pemanfaatan lahan-lahan perkebunan tak produktif, seperti kebun kelapa sawit atau karet, untuk ditanami padi gogo atau padi ladang. Padi jenis ini tidak memerlukan lahan sawah basah, sehingga lebih fleksibel dalam pengembangan.
“Lahan sawit di Balikpapan hanya sekitar 70 hektare dan produktivitasnya tidak tinggi. Maka, sebagian bisa kita manfaatkan untuk padi gogo agar ada tambahan produksi beras lokal,” ujarnya.
Namun, langkah ini tetap disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan agar tidak menyalahi aturan lingkungan dan tata guna lahan.
"Fokus kita bukan cetak sawah baru, tapi mengoptimalkan potensi lahan tidur yang pernah menjadi sawah. Intinya, bagaimana kita bisa mandiri secara pangan meski bertahap,” tutup Darmawati.
Langkah ini mencerminkan komitmen Pemkot dalam memperkuat ketahanan pangan, mengurangi ketergantungan luar daerah, dan menghadapi tantangan perubahan iklim secara berkelanjutan.