PROKAL.co, Balikpapan — Di tengah kebutuhan air bersih yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan meluasnya kawasan pemukiman, Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) bergerak cepat dengan menyusun strategi jangka pendek dan menengah. Salah satu langkah konkret yang tengah dilakukan adalah memaksimalkan kembali pemanfaatan sumur dalam sebagai solusi sementara, sambil menunggu proyek besar suplai air dari Sepaku Semoi dan Sungai Mahakam terealisasi.
Direktur Utama PTMB, Dr. Yudi Saharuddin, menyampaikan bahwa pihaknya baru saja mengikuti rapat koordinasi strategis bersama Wali Kota Balikpapan, Balai Wilayah Sungai (BWS), Sekretaris Daerah, dan Dinas Pekerjaan Umum (PU). Salah satu fokus utama pertemuan adalah mengevaluasi hasil studi kelayakan (feasibility study) proyek Sepaku Semoi, yang kini sudah rampung.
“Dari beberapa opsi, suplai dari Sepaku Semoi yang paling menjanjikan. Saat ini kami sedang mengkaji secara teknis dan ekonomis beberapa alternatif skema pemanfaatannya,” ujar Yudi, Rabu (4/6/2025).
Namun, karena proyek tersebut diperkirakan baru bisa terealisasi sekitar tahun 2028, PTMB memilih tidak tinggal diam. Sambil menunggu realisasi jangka panjang, pihaknya mulai menghidupkan kembali sumur-sumur dalam yang sebelumnya telah dinonaktifkan karena keterbatasan kapasitas atau efisiensi.
Tak hanya itu, PTMB juga telah mengajukan permohonan penambahan satu hingga dua sumur baru kepada PU Provinsi Kalimantan Timur, khususnya untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan air di kawasan padat penduduk.
“Dalam jangka menengah, kami juga melihat potensi air dari bendungan pengendali (bendali). Proyek Embung Aji Raden dipastikan mulai konstruksi pada 2026, dan semoga bisa dimanfaatkan pada 2027,” tambahnya.
Langkah antisipatif lainnya adalah mengaktifkan kembali IPAM Gunung Tembak, instalasi pengolahan air yang sempat dihentikan pasca-beroperasinya IPAM Tritip. Meski kapasitasnya terbatas, IPAM ini diharapkan dapat menyokong suplai lokal, khususnya di wilayah sekitar Gunung Tembak.
“Memang tidak besar, tapi cukup untuk menopang wilayah tertentu yang terdampak tekanan distribusi,” ucap Yudi.
Di sisi lain, PTMB juga tengah menyiapkan dua titik sumur baru di wilayah Kampung Baru, dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jaringan perpipaan yang ada. Perbaikan dan pembaruan pipa akan difokuskan untuk menurunkan angka kebocoran dan meningkatkan efisiensi distribusi.
Menurut Yudi, tantangan utama saat ini justru bukan lagi masalah distribusi, melainkan banyaknya warga yang belum bisa tersambung karena keterbatasan kapasitas sistem.
“Keluhan masyarakat saat ini lebih banyak soal belum bisa melakukan penyambungan baru, bukan tentang aliran air yang macet. Ini sinyal bahwa kebutuhan sudah melampaui kapasitas, dan itu yang kami kejar,” tutupnya.