PROKAL.co, Penajam Paser Utara — Harapan tak selalu hadir dalam bentuk besar. Kadang, ia datang lewat sepasang sepatu baru, tas rapi, buku tulis bersih, dan alat tulis warna-warni. Inilah yang diberikan oleh Badan Dakwah Islam (BDI) PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) dan Baituzzakah Pertamina (BAZMA) Balikpapan kepada 160 anak prasejahtera di wilayah Ring 1 Terminal Crude Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Dalam program bertajuk “Berbagi Paket Perlengkapan Sekolah”, para siswa dari tingkat SD hingga SMP menerima bantuan perlengkapan sekolah yang lengkap—bukan sekadar barang, tetapi simbol dukungan terhadap masa depan mereka.
Kegiatan berlangsung meriah di Halaman Kantor Terminal Crude Lawe-Lawe PT KPI Unit Balikpapan, Rabu (6/8). Suasana penuh senyum dan semangat terpancar dari para penerima manfaat yang datang bersama orang tua dan guru pendamping.
Direktur Operasi PT KPB, Arafat Bayu Nugroho, menegaskan bahwa bantuan ini bukanlah kegiatan seremonial, melainkan amanah dari para muzzaki yang disalurkan untuk mendukung akses pendidikan secara adil.
“Alhamdulillah, hari ini kami menyalurkan amanah muzzaki kepada anak-anak kita. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, dan kami di KPB berkomitmen untuk hadir mendukung itu, baik di Lawe-Lawe maupun Balikpapan,” tegas Bayu.
Paket yang disalurkan terdiri dari sepatu, tas, alat tulis, buku, dan uang saku. Semuanya didistribusikan berdasarkan data dan asesmen yang dilakukan langsung oleh tim BAZMA agar tepat sasaran dan memberi dampak nyata.
Ketua Umum BAZMA Balikpapan sekaligus Manager Produksi PT KPI Unit Balikpapan, Bimada Gurit Paramita, menyebut sinergi ini sebagai bentuk kolaborasi yang memberi nilai lebih. Ia mengapresiasi dukungan PT KPB yang terus hadir dalam setiap program sosial BAZMA.
“Ini bukan hanya tentang bantuan, tapi juga bentuk kolaborasi luar biasa antara perusahaan dan lembaga zakat. Kami sangat terbantu oleh dukungan tim Terminal Crude Lawe-Lawe, dan semoga kegiatan ini berkelanjutan,” ujarnya.
Tak hanya dari sisi perusahaan, suara haru juga datang dari para guru. Nurjannah, guru MTs Darul Ulum Penajam Paser Utara, menyampaikan rasa syukur atas kepedulian yang menyentuh siswa-siswa yang kehilangan orang tua.
“Bagi anak-anak kami, terutama yang yatim piatu, bantuan ini sangat berharga. Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini, karena dampaknya benar-benar terasa,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Program ini bukan sekadar distribusi bantuan, tetapi bagian dari komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT KPB di sektor pendidikan. Sejalan dengan Asta Cita, KPB ingin memastikan setiap anak memiliki akses yang layak untuk mengenyam pendidikan—dengan fasilitas yang memadai dan semangat yang terjaga.
Vice President Legal and Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menegaskan bahwa kontribusi seperti ini akan terus dilakukan sebagai bagian dari kontribusi berkelanjutan kepada masyarakat sekitar.
“Kami ingin menjadi bagian dari perubahan positif. Bukan hanya dalam operasional, tapi juga di tengah masyarakat. Pendidikan adalah fondasi masa depan, dan kami ingin ikut memperkuatnya,” pungkas Asep.