Setiap tanggal 19 Agustus, dunia memperingati Hari Orangutan Sedunia (World Orangutan Day). Peringatan ini menjadi pengingat bahwa primata endemik Asia Tenggara tersebut terus menghadapi ancaman serius, terutama akibat hilangnya habitat alami mereka.
Orangutan hanya ditemukan di Indonesia (Kalimantan dan Sumatra) serta sebagian kecil di Malaysia. Mereka berbagi sekitar 97 persen DNA dengan manusia, sehingga dijuluki sebagai “manusia hutan”. Kehadiran orangutan tidak hanya penting bagi keanekaragaman hayati, tetapi juga menjadi penanda kesehatan ekosistem hutan tropis.
Inilah Tiga Spesies Orangutan
Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN), status orangutan kini critically endangered atau sangat terancam punah. Penurunan populasi terjadi karena deforestasi, kebakaran hutan, pembukaan lahan sawit, serta perdagangan satwa liar.
Tiga spesies orangutan yang diakui di Indonesia adalah:
- Orangutan Sumatra (Pongo abelii)
- Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus)
- Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis), spesies baru yang ditemukan tahun 2017 dan jumlahnya paling sedikit.
Orangutan berperan besar sebagai penyebar biji-bijian alami yang membantu regenerasi hutan. Tanpa mereka, keseimbangan ekosistem akan terganggu. Jika orangutan punah, kerugian ekologis juga akan menimpa manusia.
Hari Orangutan Sedunia adalah ajakan bersama untuk lebih peduli pada kelestarian satwa ini. Langkah yang bisa dilakukan antara lain mendukung program konservasi, tidak membeli produk hasil perusakan hutan, ikut kampanye penyelamatan orangutan, serta menjaga hutan tetap lestari. Upaya konservasi diharapkan mampu memperlambat penurunan populasi orangutan. (*)