PENAJAM – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) disebut memiliki peluang emas untuk menjadi magnet investasi di berbagai sektor strategis. Namun, potensi besar itu dinilai belum digarap maksimal oleh pemerintah daerah.
Wakil Ketua I DPRD PPU, Syahrudin M Noor, menegaskan bahwa posisi geografis PPU yang berada tepat di sisi Ibu Kota Nusantara (IKN) seharusnya menjadi nilai jual utama untuk menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Potensi investasi daerah ini sangat besar. Kita punya kawasan industri Buluminung, tambak-tambak di Waru dan Babulu, sektor pertanian, perikanan, hingga ekowisata. Tapi ini semua belum digarap serius,” ujarnya, belum lama ini.
Menurut Syahrudin, lahan yang luas dan aksesibilitas tinggi ke kawasan IKN semestinya menjadikan PPU sebagai primadona investasi baru di Kalimantan Timur. Namun, lemahnya strategi promosi dan minimnya gebrakan dari dinas teknis justru membuat PPU kalah bersaing dengan daerah tetangga.
“Pemerintah harus lebih agresif. Jangan cuma menunggu investor datang, tapi jemput bola. Promosikan potensi dengan data dan hitungan keuntungan yang jelas,” tegasnya.
Ia menyarankan agar pemerintah daerah mulai menyiapkan paket investasi yang menarik, termasuk insentif dan kebijakan fiskal yang ramah terhadap pengusaha.
“Memberi karpet merah saja tidak cukup. Harus ada langkah nyata, seperti insentif pajak atau kemudahan perizinan yang betul-betul dirasakan oleh investor,” imbuhnya.
Syahrudin juga menyoroti kurang aktifnya dinas-dinas teknis dalam mengikuti berbagai ajang promosi, baik di tingkat regional maupun nasional. Menurutnya, keikutsertaan dalam expo atau forum investasi adalah langkah awal untuk membuka akses komunikasi dengan calon investor.
“Leading sector kita belum optimal. Padahal promosi itu sederhana, tinggal ikut pameran, forum bisnis, atau kerja sama antar-daerah. Kenalkan potensi, tunjukkan kesiapannya,” ujarnya.
Di tengah percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara, Syahrudin menegaskan bahwa PPU tak boleh hanya jadi penonton. Ia mendorong Pemkab agar lebih proaktif dalam membaca peluang dan membangun kemitraan dengan pelaku usaha.
“Daerah sekitar IKN kini berlomba-lomba menarik perhatian investor. PPU harus bisa menempatkan diri sejajar dengan daerah lain. Jangan sampai potensi besar kita justru dilirik orang lain karena kita sendiri tidak siap,” tutupnya.