PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) memastikan program Kartu Penajam Cerdas (KPC) mulai disalurkan kepada 30 ribu siswa baru jenjang SD/MI dan SMP/MTs, baik negeri maupun swasta, pada tahun ajaran 2025/2026 ini.
Kepala Disdikpora PPU, Andi Singkerru, menjelaskan bahwa bantuan pendidikan akan disalurkan setelah penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) tahun 2025. Peluncuran program telah dilakukan oleh Bupati PPU, Mudyat Noor, bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2025 lalu.
“Dana akan langsung ditransfer ke rekening siswa setelah APBD-P diketok. Untuk sementara, anggaran yang dialokasikan sekitar Rp 3,9 miliar, tapi angka pastinya akan kami pastikan bersama BKAD,” ujar Andi, Rabu (3/9/2025).
Setiap siswa penerima manfaat akan mendapat bantuan senilai Rp 600 ribu, tanpa perbedaan nominal. Bantuan ini ditujukan untuk siswa kelas I SD hingga SMP/MTs, termasuk satuan pendidikan madrasah negeri dan swasta.
“Nominalnya tetap Rp 600 ribu per anak. Total penerima sekitar 30 ribuan siswa dari berbagai satuan pendidikan,” jelasnya.
Program ini merupakan bagian dari realisasi visi-misi Bupati Mudyat Noor dan Wakil Bupati Abdul Waris Muin, yang menempatkan pendidikan sebagai salah satu prioritas pembangunan sumber daya manusia di PPU.
Andi juga menyampaikan, ke depan Disdikpora membuka kemungkinan agar lembaga pendidikan berbasis pesantren bisa ikut menikmati manfaat program KPC. Syarat utamanya, lembaga tersebut harus sudah terintegrasi dalam sistem Education Management Information System (EMIS). “Kalau pesantren sudah masuk EMIS, tentu bisa ikut terdata dan menerima bantuan yang sama,” katanya.
Program Kartu Penajam Cerdas ini diharapkan dapat meringankan beban biaya pendidikan orang tua sekaligus menjadi stimulus bagi siswa untuk lebih semangat belajar.
Pemkab PPU menegaskan bahwa pemberian bantuan ini bukan sekadar bantuan tunai, tetapi bentuk nyata komitmen dalam mendorong pemerataan akses pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Ini investasi untuk masa depan Benuo Taka. Semakin banyak anak kita yang cerdas dan terdidik, semakin kuat daerah ini menghadapi tantangan ke depan,” tutup Andi. (wn/adv)