• Senin, 22 Desember 2025

Solar Bersubsidi Langka di SPBU Km 9, Pemkab PPU dan Pertamina Janji Tindak Lanjut Cepat

Photo Author
- Rabu, 6 Agustus 2025 | 17:25 WIB

PENAJAM – Para sopir truk di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengeluhkan kelangkaan solar bersubsidi di SPBU Kilometer 9 yang telah berlangsung sejak 29 Juli 2025. Akibatnya, aktivitas logistik terganggu dan penghasilan sopir menurun drastis.

Salah satu sopir truk asal Giri Mukti, Musfar Efendi, mengungkapkan bahwa seluruh sopir yang hadir mengeluhkan hal yang sama. Mereka kesulitan memperoleh solar bersubsidi, tanpa penjelasan yang jelas dari pihak SPBU maupun Pertamina.

“Sudah sejak tanggal 29 sampai sekarang tidak ada solar. Kami tidak diberi alasan yang jelas, padahal kami butuh untuk operasional. Kalau begini terus, kami mau makan apa?” ujarnya, Rabu (6/8/2025).

Musfar menyebut, dalam beberapa bulan terakhir, antrean dan aksi bermalam di SPBU sempat hilang berkat jatah solar yang cukup, yakni 80 liter per truk. Namun kini, mereka terpaksa membeli solar secara eceran dengan harga lebih tinggi, sehingga penghasilan menjadi sangat minim.

“Kemarin bisa untung Rp500 per kilometer, sekarang cuma Rp200. Itu pun pas-pasan buat makan. Kalau beli solar eceran atau dari Dextalite, ya tipis sekali untungnya. Gak bisa bawa uang pulang,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah agar solar subsidi, khususnya jenis bio solar, kembali tersedia di SPBU Km 9. “Kami tidak mau masalah ini berlarut terus. Mohon ada solusi konkret, karena ini menyangkut kebutuhan kerja dan hidup kami,” katanya.

Menanggapi keluhan tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) PPU, Tohar, menyampaikan bahwa pemerintah daerah sudah menerima aspirasi para sopir yang disampaikan langsung ke Kantor Bupati. Ia menyatakan bahwa koordinasi dengan pihak Pertamina telah dilakukan agar distribusi solar bersubsidi kembali normal.

“Keluhan masyarakat, terutama para sopir truk, sangat kami perhatikan. Kebutuhan BBM ini penting, karena menyangkut hajat hidup banyak orang,” jelas Tohar.

Ia menyebutkan, berdasarkan hasil koordinasi, Pertamina akan segera menyelesaikan administrasi pengiriman BBM pada hari ini dan diharapkan distribusi solar bisa dilakukan paling lambat dua hari ke depan.

“Kalau bisa, hari ini jangan dihitung, artinya paling lambat besok sudah tersedia kembali. Kita harap tidak terulang lagi kejadian serupa,” ujar Tohar.

Ia juga menekankan pentingnya pengawasan ketat, mengingat solar merupakan BBM bersubsidi. “Kami sudah sepakat dengan kepolisian dan Pertamina untuk mengawasi distribusi secara struktural. Kalau pengawasan tidak efektif, maka potensi masalah akan terus berulang,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan dari PT Pertamina Patra Niaga, Saiful Awal, membenarkan adanya kendala distribusi dan memastikan bahwa penyaluran akan segera dilaksanakan.

“Kita maksimalkan koordinasi dengan Pemda PPU dan aparat setempat untuk memastikan pengawasan distribusi BBM solar bersubsidi ini berjalan dengan baik,” ucap Saiful.

Dengan adanya komitmen dari Pemkab PPU dan Pertamina, para sopir truk berharap pasokan solar kembali normal dalam waktu dekat, sehingga aktivitas distribusi barang dan logistik bisa berjalan lancar tanpa hambatan lagi. (kim/adv)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X