PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) tengah mempersiapkan pelaksanaan Festival Belian Adat Paser Nondoi yang direncanakan berlangsung pada Oktober 2025. Meskipun kepastian jadwal masih menunggu finalisasi anggaran perubahan, sejumlah persiapan telah dilakukan.
Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Zuzlizar Rakhman, mewakili Kepala Disbudpar PPU Andi Israwati Latief, menyampaikan bahwa kegiatan ini masuk dalam lingkup bidang kebudayaan dan menjadi agenda tahunan yang rutin digelar.
“Memang untuk persiapan sudah kita lakukan, tapi sambil menunggu kepastian anggaran perubahan. Mudah-mudahan, insyaallah, dilaksanakan di Oktober 2025,” ujar Zuzlizar, Rabu (20/8/2025).
Menurut Kabid Kebudayaan Disbudpar PPU, Christian Nur Selamat, pelaksanaan festival biasanya digelar pada akhir Oktober. Namun, penetapan tanggal pelaksanaan tetap akan menyesuaikan arahan dari Tetua Adat Mulung Nondoi, sebagai pihak yang memiliki wewenang dalam penentuan waktu ritual adat.
“Karena yang menghitung hari itu biasanya Mulung Nondoi, jadi kita menyesuaikan dengan arahan dari mereka,” tambah Zuzlizar.
Festival Belian Adat Paser Nondoi merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk mengenalkan dan melestarikan budaya lokal. Kegiatan ini juga diharapkan dapat masuk ke dalam kalender internasional, sehingga bisa menjadi event unggulan dari PPU.
Dari sisi anggaran, Disbudpar telah mengalokasikan dana sekitar Rp300 juta, sama seperti tahun sebelumnya. Meski begitu, realisasinya tetap akan menyesuaikan dengan hasil perubahan APBD.
“Tahun lalu kita sudah ajukan festival ini ke kalender event nasional, tapi memang ada beberapa kriteria yang diminta untuk dilengkapi,” ujar Zuzlizar.
Ia menjelaskan, Festival Belian Adat Paser Nondoi biasanya berlangsung selama empat hari. Dimulai dengan acara pembukaan, dilanjutkan dengan Festival Tanjong Penajo, dan ditutup dengan rangkaian ritual adat yang berlangsung hingga malam keempat. (kim/adv)