• Minggu, 21 Desember 2025

RSUD AW Sjahranie Targetkan Operasi Transplantasi Ginjal Perdana Akhir 2025

Photo Author
- Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:00 WIB
 Direktur Utama RSUD AW Sjahranie, dr. Indah Puspita Sari,
Direktur Utama RSUD AW Sjahranie, dr. Indah Puspita Sari,

SAMARINDA ULU – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie Samarinda kini berada di tahap akhir persiapan untuk meluncurkan layanan medis tingkat tinggi, yakni operasi transplantasi ginjal. Layanan yang ditargetkan terlaksana pada penghujung tahun 2025 ini akan menjadikan RSUD AW Sjahranie sebagai rumah sakit kedua di Pulau Kalimantan yang mampu melaksanakan prosedur tersebut.

Direktur Utama RSUD AW Sjahranie, dr. Indah Puspita Sari, mengungkapkan bahwa program ini telah dipersiapkan matang selama dua tahun terakhir. Persiapan meliputi pengadaan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih, penyiapan sarana dan prasarana, serta peralatan medis pendukung.

“Pastinya kami sudah menyiapkan dari sisi SDM, sarana-prasarana, kemudian alat kesehatannya. Alhamdulillah, semua dibantu melalui dukungan APBN maupun APBD Provinsi Kalimantan Timur,” terang dr. Indah, Selasa (21/10/2025).

Siap Jadi Pusat Rujukan di Kalimantan Timur

Dengan kesiapan ini, RSUD AW Sjahranie akan menyusul RS Ulin Banjarmasin sebagai fasilitas kesehatan kedua di Kalimantan yang siap melayani transplantasi ginjal. Saat ini, rumah sakit tengah menuntaskan proses perizinan melalui sistem Online Single Submission (OSS). Verifikasi kesiapan oleh tim Kementerian Kesehatan juga telah dilakukan pada 8 Oktober 2025.

“Sebenarnya tinggal sedikit yang perlu kami lengkapi, hanya dokumen minor saja. Jadi insyaallah segera beres,” harapnya. (*)

Mekanisme Pengawasan dan Pembiayaan

Untuk mencegah praktik ilegal seperti jual beli organ, pihak rumah sakit telah menyiapkan mekanisme pengawasan ketat. dr. Indah menegaskan bahwa skema donor ginjal hanya diperbolehkan antaranggota keluarga yang memiliki hubungan darah. Setiap proses wajib melewati pemeriksaan ketat oleh tim advokasi dan etik rumah sakit.

“Yang pasti, karena masih menganut sistem donor dari keluarga dan pasien hidup, tim advokasi akan memastikan hubungan kekerabatan untuk meminimalkan risiko pelanggaran,” imbuhnya.

Hingga saat ini, sudah ada tiga calon pendonor dan tiga calon penerima ginjal yang siap, di mana seluruhnya memiliki hubungan keluarga.

Terkait pembiayaan, dr. Indah memastikan pasien yang menjalani operasi transplantasi dapat memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan. Namun, perlu dicatat bahwa tahap pemeriksaan dan skrining awal menjadi tanggungan pribadi pasien.

“Setelah cocok dan siap operasi, itu bisa menggunakan BPJS. Tapi untuk pemeriksaan awal memang masih ditanggung masing-masing,” jelasnya.

Dengan beroperasinya layanan ini, RSUD AW Sjahranie diharapkan dapat menjadi pusat layanan transplantasi ginjal rujukan di Kalimantan Timur, sehingga warga Kaltim tidak perlu lagi berobat ke luar daerah. “Kami ingin warga Kaltim bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih lengkap dan berkualitas di daerah sendiri,” tutup dr. Indah.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X