• Senin, 22 Desember 2025

DP3AKB Balikpapan Perkuat Perlindungan Remaja, Hadapi Masa Transisi yang Rentan Kekerasan

Photo Author
- Kamis, 6 November 2025 | 15:55 WIB

PROKAL.co, BALIKPAPAN — Menyadari masa remaja sebagai periode transisi yang rentan terhadap kekerasan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan menggelar serangkaian edukasi dan konseling di 60 sekolah menengah, dengan fokus pada tingkat SMA dan SMK.

Program ini menekankan penguatan peran Guru Bimbingan Konseling (BK) sebagai figur terdekat yang dapat melindungi siswa di lingkungan sekolah. Nursyamsiarni D. Larose, Plt. Kepala DP3AKB, mengatakan kegiatan ini bagian dari upaya berkelanjutan untuk membangun pemahaman bersama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat tentang pentingnya pola asuh serta lingkungan yang aman bagi anak.

“Sekolah memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter anak. Oleh karena itu, kami mengundang guru BK untuk mengikuti edukasi dan penguatan kapasitas agar mereka lebih siap menghadapi dinamika permasalahan remaja,” ujar Nursyamsiarni.

Meski belum mencakup seluruh sekolah karena penyesuaian anggaran, kegiatan ini diharapkan mampu memperluas pemahaman guru BK tentang deteksi dini kasus kekerasan dan peran mereka sebagai pelindung siswa. “Guru BK sejatinya sudah memiliki kapasitas yang baik, tapi perkembangan zaman dan terbukanya akses informasi membuat tantangan mendidik anak semakin kompleks. Maka kemampuan mereka perlu terus diperkuat agar dapat menghadapi kondisi sosial dan perilaku remaja saat ini,” jelasnya.

Selain edukasi guru, kegiatan ini juga menjadi sarana komunikasi, informasi, dan edukasi yang melibatkan berbagai pihak. Nursyamsiarni menekankan bahwa pencegahan kekerasan dan pembentukan pola asuh sehat bukan tugas satu pihak.

“Semua pihak harus berperan mulai dari keluarga, sekolah, hingga lingkungan sekitar. Pendidikan anak bukan tanggung jawab satu pihak saja. Orang tua, guru, dan masyarakat perlu saling mendukung agar anak tumbuh di lingkungan yang aman dan positif,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya pondasi moral dan agama sebagai dasar menghadapi derasnya arus informasi di era digital. Menurutnya, penguatan karakter remaja hanya bisa berhasil jika ada keseimbangan antara pendidikan formal, keluarga, dan nilai spiritual. “Pondasi moral dan agama yang kuat membuat anak mampu memilih yang benar dan menjaga diri dari pengaruh negatif,” tutup Nursyamsiarni.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X