PROKAL.co, BALIKPAPAN — Aktivis Perlindungan Perempuan dan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PPATBM) bersama program Lautan RT (Penguatan Pengasuhan dari RT ke RT) menjadi salah satu pilar utama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Forum PPATBM mendapatkan apresiasi luas dari masyarakat karena perannya yang aktif di tingkat kelurahan, membantu menangani laporan kasus kekerasan, khususnya terhadap anak. Keberadaan forum ini menandai pentingnya sinergi antara pemerintah dan komunitas akar rumput dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak dan perempuan.
Plt. Kepala DP3AKB Balikpapan, Nusyamsiarni D. Larose, menjelaskan bahwa meski data menunjukkan adanya peningkatan laporan kasus kekerasan terhadap anak, hal ini sebenarnya merupakan indikasi positif. “Meningkatnya laporan menunjukkan bahwa kasus yang sebelumnya tidak tersampaikan kini mulai terungkap, berkat dukungan teman-teman Forum PPATBM yang aktif di tingkat RT,” ujarnya.
Nusyamsiarni menambahkan, anggota forum bekerja secara sukarela dengan komitmen tinggi, sehingga membantu proses pendampingan dan penanganan kasus secara lebih cepat dan tepat. Selain itu, keberadaan forum memperluas akses masyarakat untuk melaporkan kasus melalui berbagai saluran, termasuk link pengaduan online, yang memudahkan masyarakat menyampaikan pengaduan tanpa rasa takut atau malu.
Data DP3AKB terakhir menunjukkan bahwa kasus kekerasan cukup tinggi di wilayah Balikpapan Utara, dengan sekitar 60 persen kasus menimpa anak perempuan. Satu laporan pun bisa memuat berbagai jenis kekerasan, mulai dari kekerasan seksual, fisik, hingga kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh satu korban.
Keberhasilan forum PPATBM dalam mendorong keterbukaan masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan menjadi bagian penting dari strategi DP3AKB dalam perlindungan anak dan perempuan. “Dengan peran aktif Forum PPATBM dan program Lautan RT, penanganan kasus kekerasan terhadap anak menjadi lebih efektif, dan masyarakat semakin sadar serta berani melaporkan demi perlindungan anak yang lebih baik,” pungkas Nusyamsiarni.
Upaya ini menunjukkan bahwa keterlibatan komunitas tidak hanya memperkuat langkah pemerintah, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya lingkungan yang aman, ramah, dan terlindungi bagi perempuan dan anak di Balikpapan.