kalimantan-timur

Selamat Datang Kotak Kosong (Lagi)

Kamis, 15 Agustus 2024 | 08:00 WIB
ISMET RIFANI

Catatan: Ismet Rifani

(Redaktur Kaltim Post, Grup Prokal.co)

PROKAL.CO, BALIKPAPAN-Bayangkan ini. Anda harus makan, karena sudah waktunya. Malah sudah terbilang telat. Sudah pukul 11 malam. Anda sudah di sebuah restoran seafood. Satu-satunya yang masih buka.

Tempatnya bagus. Bersih, sejuk, tertata rapi, interiornya menarik, dan pelayannya ramah. Di buku menu ada foto beragam hidangan seafood yang ditampilkan dalam sejumlah warna dan varian rasa.

Kepiting lada hitam nan menggoda, udang goreng mentega yang menitikkan air liur, ada juga trakulu bakar dan kerang dara yang tak tertahankan.

Aha.. satu lagi, cumi asam manis pedas yang bisa membuat Anda lupa mertua saat melahapnya. 

Masalahnya, dengan beragam pilihan, saat itu restoran ternyata hanya menyiapkan satu rasa. Ikan kakap masak woku bumbu kuning. Ada bonusnya; sambal merah.

Lho... bukankah Anda pelanggan, dan pelanggan bebas memilih? Memang benar. Tapi Anda bukan pemilik restoran. Tapi Anda punya uang untuk membayar apa yang mau Anda makan. Betul.

Masalahnya pemilik restoran uangnya lebih banyak. Kalau Anda tidak suka? Ah itu salah Anda. Kenapa masuk restoran yang ini. 

Hidangan tiba. Eit, mana sambal merahnya, kok tak ada? Pelayan bilang, sambal merahnya ternyata sudah habis.

Anda sudah lapar, dan sudah waktunya makan, bahkan telat. Tak ada lagi restoran buka. Itu satu satunya menu. Silakan kunyah. Kalau Anda tak cerewet, ada bonus air minum untuk menyiram tenggorokan.  

Begitulah analogi Pilkada Balikpapan 2020. Anda di sebuah kota yang maju. Perekonomian, peradaban, tingkat pendidikan, lingkungan, civil society termasuk berada di kasta tertinggi di republik ini.

Satu-satunya yang mundur adalah demokrasi. Bahkan lebih buruk dibanding saat sebelum reformasi. Saat pemilihan kepala daerah cukup ditentukan di gedung DPRD.

Saat orde baru berkuasa, bagaimanapun kuatnya salah satu calon saat pemilihan kepala daerah, dan biasanya calon ini pasti akan menang, selalu ada lawannya. Tak peduli kontestasi di gedung DPRD tersebut hanya formalitas, tetap ada pihak yang berhadap-hadapan.

Halaman:

Tags

Terkini