Catatan: Faroq Zamzami
(Wartawan Prokal.Co)
PROKAL.CO-Program makan bergizi gratis (MBG) sudah berjalan. Tapi belum merata di penjuru negeri. Yang belum tersentuh program ini sedang menanti. Tulisan ini bisa jadi agak telat. Bisa jadi juga tidak. Hanya ingin sumbang tulisan tentang program makan siang di sekolah. Sepertinya masih relevan.
Oke, kita mulai.
Baca Juga: Mantap, Jatah Beasiswa Berau Cerdas Diusulkan Ditambah
Menjalankan program MBG, ada baiknya pemerintah kita belajar ke Jepang. Memperkaya referensi. Atau sudah? Kalau sudah, ya bagus.
Di Jepang sudah terbentang panjang tentang program makan siang di sekolah. Tapi tidak gratis.
Tapi mereka berpengalaman. Banyak hal yang bisa diambil pelajaran dari program yang sudah mereka jalankan. Bukan satu dua tahun, tapi sudah ratusan tahun.
Pemerintah bisa studi ke Jepang. Tak perlu studi banding hingga mengirim orang dalam jumlah tertentu. Lagi efisiensi anggaran kan?
Menurut saya cukup meminta perwakilan dari Kedutaan Besar RI di Jepang untuk belajar. Datang langsung ke sekolah. Berkonsultasi dengan dinas pendidikannya di sana. Dan institusi yang mengelola program itu.
Buat catatanya. Poin-poinnya apa saja. Kaji di dalam negeri. Lantas sesuaikan dengan kondisi Indonesia dan daerah. Sudah mantap, terapkan. Tak perlu banyak anggaran untuk kajian. Bahkan bisa nol rupiah dengan cara ini.
Nah, sebelum ke situ, mungkin saya bisa memberi gambaran singkat bagaimana program makan siang di Jepang.
Saya pernah ikut melihat langsung program ini di salah satu sekolah di Jepang pada Juli 2018 lalu.
Tak hanya datang ke sekolah. Saya juga ikut seminar tentang gizi yang berkaitan dengan program makan di sekolah yang dibawakan profesor kesohor di negeri itu. Saat itu saya sudah buat tulisannya. Ini linknya. Baca Juga: Sejarah Makan Siang