kalimantan-timur

Belajar Program Makan Siang Bergizi dari Jepang yang Sudah Dimulai Sejak Ratusan Tahun Lalu  

Selasa, 4 Februari 2025 | 11:57 WIB
Faroq Zamzami

Di tulisan ini saya coba membuatnya lebih sederhana. Tapi ternyata tetap panjang.

Makan Bergizi dan Seni

Di Jepang, makan siang di sekolah ada sejarahnya. Panjang pula. Berbalur filosofi lagi. Tak ketinggalan sentuhan seni. Ada bait puisi. Yang kalimatnya tertata rapi. Seserius itu.

Itu tergambar dalam puisi Strong in the Rain–nya Kenji Miyazawa. "Segenggam beras merah, beberapa miso, dan beberapa sayuran untuk mencukupi hari ini."

Kenji Miyazawa penyair Jepang yang kesohor. Bukti sederhananya ini; masukkan namanya dalam kolom pencarian di Google, langsung keluar siapa dia.

Lengkap dengan fotonya yang masih hitam putih. Tertulis, dia seniman yang lahir pada 27 Agustus 1896 dan meninggal 21 September 1933.

Penyair Jepang dan penulis sastra anak-anak ini juga dikenal sebagai guru ilmu pertanian, seorang vegetarian, pemain cello, penganut Buddha yang taat, dan aktivis sosial utopis.

"Seribet" itu untuk makan siang. Sampai melibatkan penyair. Ya, begitulah Jepang.

 Baca Juga: Belasan Pejabat di Polres Berau Dites Urine, Ini Hasilnya

Shokuiku, Pendidikan Makanan

Di Jepang ada istilah shokuiku. Bahasa Indonesianya pendidikan makanan. Pendidikan makan ini mencakup menu, kandungan makanan, dan jenisnya. Yang diajarkan sejak di sekolah-sekolah dasar di Negeri Matahari Terbit itu.

Shokuiku ini juga ada hukum dasarnya. Dikaji oleh para profesor.

Saat di Jepang kala itu, saya mengikuti seminar tentang makanan dan nutrisi yang digelar manajemen Yakult. Oh iya, saya ke Jepang saat itu atas ajakan Yakult Indonesia. Dalam event Japan Tour for Journalist from Overseas.

Salah satu agenda di sana adalah seminar tentang makanan dan nutrisi yang mendatangkan profesor perempuan. Berambut sebahu. Naomi Iwaba, namanya.

Dia menjelaskan tentang shokuiku. Hukum dasar istilah ini mempromosikan kesehatan fisik dan mental. Membangun rasa syukur untuk makanan, dan pemahaman bahwa itu ialah suatu hal yang penting. Jadi, tak sekadar kenyang.

Halaman:

Tags

Terkini