kalimantan-timur

Asyik, Pulau Kakaban Dibuka Lagi, tapi Wisatawan Dilarang Lakukan Ini

Faroq Zamzami
Rabu, 19 Februari 2025 | 09:25 WIB
DIBUKA LAGI: Pulau Kakaban, destinasi wisata unggulan di Kabupaten Berau, Kaltim, sudah dibuka. (EDI UNTUK BERAU POST)

 

PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Pulau Kakaban, salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), akhirnya resmi dibuka untuk umum.

Meski destinasi ini sudah dapat dikunjungi, wisatawan belum diperbolehkan untuk berenang di danau tersebut. Kebijakan ini diterapkan guna melindungi ekosistem ubur-ubur langka yang hidup di dalam danau.

Baca Juga: Oknum Pelatih Taekwondo Cabul di Nunukan Segera Sidang, Dalam Berkas Perkara Terungkap Diduga Korban 9 Orang

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir, menjelaskan pihaknya saat ini tengah menyusun standar operasional prosedur (SOP) yang mengatur semua kegiatan di Pulau Kakaban.

Pihaknya juga sedang mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang akan bertugas untuk mengelola dan menjaga kelestarian pulau tersebut.

"Harus disusun dulu SOP-nya, karena kita ingin segala sesuatunya berjalan dengan teratur. Saat ini sedang dalam proses, dan jika memungkinkan, ke depannya pengunjung bisa diperbolehkan untuk berenang lagi di danau tersebut," kata Ilyas.

Saat ini, pengelolaan Pulau Kakaban berada di bawah tanggung jawab Kampung Payung-Payung, yang bekerja sama dengan berbagai instansi terkait.

Kepala Kampung Payung-Payung, Rico, mengungkapkan keputusan untuk membatasi aktivitas berenang ini diambil setelah adanya perundingan antara Disbudpar Berau dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim.

Baca Juga: Sejumlah Jukir Telah Diperiksa, Audit Dishub Samarinda Terus Berjalan

Menurutnya, larangan tersebut adalah langkah yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan ekosistem yang ada di dalam laguna Kakaban.

"Memang sudah bisa dikunjungi, tetapi untuk berenang masih dilarang. Ini semua demi kelangsungan hidup ubur-ubur langka yang hidup di sana," ujarnya.

Ia menambahkan, kebijakan ini diambil setelah kasus ubur-ubur di Danau Kakanan tidak muncul ke permukaan, pada Desember 2023.

Hal itu membuat banyak wisatawan kecewa karena tidak dapat berenang bersama ubur-ubur.

Ternyata, penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ubur-ubur tersebut terpapar bahan kimia dari tubuh manusia, terutama dari produk-produk kosmetik, seperti make-up atau sunblock yang digunakan oleh wisatawan.

Bahan kimia ini diduga menjadi salah satu penyebab mengapa ubur-ubur tersebut tidak muncul seperti biasa.

Untuk itu, pihak pengelola Pulau Kakaban bersama dengan DKP Kaltim menganggap penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan tersebut agar ekosistemnya tetap terjaga.

Baca Juga: Wali Kota Andi Harun Pastikan Anggaran MBG Tidak Ganggu APBD

"Ini semua demi menjaga ekosistem ubur-ubur. Kami tidak bisa langsung membuka akses berenang begitu saja, karena itu bisa merusak habitat mereka," tegasnya.

Meskipun begitu, wisatawan tetap bisa menikmati pesona alam yang luar biasa di pulau ini.

Salah satu daya tarik utama adalah jalur trekking yang telah dibangun sepanjang lebih dari 2 kilometer pada 2024 lalu.

Jalur ini memungkinkan pengunjung untuk menikmati keindahan hutan tropis yang masih alami, dengan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi ke langit.

 Selain itu, pengunjung juga bisa menjelajahi hutan bakau yang tumbuh secara alami di sekitar gugusan Pulau Derawan itu.

Keindahan alam ini memberikan pengalaman berbeda bagi para wisatawan yang ingin merasakan kedamaian dan keindahan alam liar.

"Pulau Kakaban ini memiliki banyak keindahan alam yang bisa dinikmati selain berenang di laguna. Ada jalur trekking yang menyuguhkan pemandangan hutan tua dan hutan bakau yang masih asri. Ini adalah pengalaman wisata yang sangat berharga," jelasnya.

Pihak pengelola juga mengumumkan bahwa masa observasi pasca pembukaan ini akan berlangsung selama tiga bulan.

Dalam periode ini, Disbudpar Berau akan terus memantau kondisi ekosistem ubur-ubur untuk memastikan bahwa lingkungan di sekitar Danau Kakaban tetap sehat dan tidak terganggu oleh aktivitas manusia.

Baca Juga: Jembatan Penghubung Long Ikis dan Long Kali Hampir Rampung

Jika setelah masa observasi kondisi ekosistem dianggap membaik, tidak menutup kemungkinan wisatawan akan diperbolehkan kembali berenang bersama ubur-ubur langka yang menjadi ikon Pulau Kakaban.

Ke depan, Pulau Kakaban tidak lagi ditargetkan untuk menjadi destinasi wisata massal atau mass tourism yang berfokus pada jumlah pengunjung.

Sebaliknya, pulau ini akan dijadikan sebagai kawasan quality tourism, yang mengutamakan kenyamanan pengunjung serta keberlanjutan dan keamanan habitat ubur-ubur langka yang ada di sana.

Dalam konsep ini, pengelolaannya akan lebih memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan kelestarian alam, sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan alam Kakaban tanpa mengorbankan ekosistem yang ada. (*/aja/far)

Tags

Terkini