• Senin, 22 Desember 2025

Polisi Akui Sulitnya Analisa CCTV

Photo Author
- Senin, 21 Januari 2019 | 13:14 WIB

TARAKAN - Tewasnya seorang nenek 77 tahun yang menjadi korban tabrak lari pada minggu (6/1) di Jalan Yos Sudarso menuai perhatian besar dari masyarakat Kota Tarakan. Sebab masyarakat sekitar TKP turut mengumpulkan bukti-bukti yang ada. Namun hingga kini pelaku belum juga ditangkap.

Hadijah (39), anak korban mengungkapkan, pihaknya sangat menginginkan adanya  penindakan hukum kepada pelaku. Apalagi pihaknya telah menyerahkan ciri-ciri pelaku. Hal itu menaruh harapan besar bagi keluarga korban agar pelaku dapat segera diringkus.

"Kami sangat berharap pelaku diadili sesuai undang-undang. Kita tidak mengharapkan apa-apa lagi selain berharap keadilan," tuturnya kemarin (20/1).

Menanggapi hal tersebut, Kapolres Tarakan, AKBP Yudhistira Midyahwan melalui Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas, Ipda Pattarae menerangkan hingga saat ini pihak kepolisian masih terus memburu keberadaan pelaku.

"Kalau masalah nomor pelat (motor)-nya kami sudah telusuri. Makanya saya bilang sejak awal kita dalam proses penyelidikan. Terus terang saya sejak kejadian itu saya tiap hari turun ke jalan. Karena anak buah saya juga sibuk ngurus kecelakaan, jadi saya keliling sendiri. Saya keliling sendiri cari kendaraan dengan nomor pelat itu, saya amati setiap motor di jalan, saya cari-cari saya juga pesan sama anggota kalau liat motor dengan pelat ini segera koordinasi," tuturnya.

Meski tidak hanya mengantongi identitas pelat nomor kendaraan, menurutnya, pihaknya cukup sulit menganalisa bukti yang terekam oleh CCTV. Hal tersebut dikarenakan hasil rekaman CCTV hanya menunjukkan sebagian bodi sepeda motor, sehingga hal tersebut cukup menyulitkan untuk mendeteksi pelaku.

"Rekaman CCTV sudah ada, cuma rata-rata CCTV hanya menyorot bagian teras rumah mereka atau toko. Ada yang mengarah ke jalan tapi terhalangi oleh atap ruko jadi tidak bisa mengambil keseluruhan. Makanya saya sarankan kemarin untuk para penghuni ruko itu  untuk ke depannya arah (CTTV) diubah. Kalau bisa jangan hanya menyorot teras, tapi juga harus mengambil badan jalan," tukasnya.

Mengenai tingginya perhatian masyarakat terkait kasus tersebut di media sosial, ia menerangkan selain belum menemukan nomor yang dimaksud, menurutnya masyarakat juga tidak langsung menyimpulkan keakuratan angka yang hanya terlihat dengan mata telanjang tersebut. Dikatakannya, dalam pengamatan kasat mata terhadap angka dan huruf yang tertera pada pelat nomor kendaraan sebenarnya rawan terjadi kekeliruan.

"Tapi kita memang harus benar-benar pastikan apakah nomor pelat yang dibagikan di Facebook itu akurat. Kita perlu kembangkan karena kalau soal huruf dan angka itu rawan kekeliruan melihatnya. Kadang angka 8 bisa terlihat jadi 6 kadang huruf H terlihat jadi F kadang Huruf Q kalau dilihat dari jauh jadi huruf O," ungkapnya.

Diketahui berdasarkan laporan pihak keluarga korban, ciri-ciri pelaku yang terekam kamera CCTV,  pelaku menggunakan sepeda motor bermerk Vega dengan bodi hitam dan batok kendaraan putih. Pelat kendaraan KT. 5680. Meski demikian, saksi mata tidak begitu mengingat 2 huruf terakhir pada pelat kendaraan tersebut.

Meski demikian, Pattarae menerangkan jika pihaknya telah memanggil 3 saksi untuk dimintai keterangan. Selain itu, ia juga menyesalkan tidak terekamnya wujud pelaku secara keseluruhan karena tidak adanya CCTV yang langsung mengarah pada badan jalan.

"Yang jelas kita sudah memanggil 3 saksi. Namun kita sesalkan sekali lagi seandainya CCTV agak ke atas mungkin kita bisa lebih mudah mendeteksi pelakunya," pungkasnya. (*/zac/ana)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X