• Senin, 22 Desember 2025

Dua Bangunan Pasar Terbengkalai

Photo Author
- Rabu, 23 Januari 2019 | 13:48 WIB

NUNUKAN – Dua bangunan pasar kering yang dibangun di  masa pemerintahan H. Basri senilai Rp 600 juta kini terbengkalai. Aset pemerintah daerah yang berada di depan Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) Tanah Merah atau di samping posko Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Nunukan Tanah Merah tersebut tak dapat difungsikan sebagaimana semestinya. Bahkan, beberapa materialnya telah hilang entah ke mana.

“Sudah lama rusak itu. Bukan ada yang tempati. Banyak warga yang ambil papan dan dindingnya. Bisa jadi atapnya juga hilang nanti kalau tidak dipeduli,” ungkap Aco, salah seorang warga sekitar.

Ia mengatakan, untuk bangunan pasar basah yang dulunya di tempat pedagang ikan dan pindah ke Pasar Liem Hie Djung itu memang dibangun secara swadaya. Kini, bangunannya dibongkar dan dipindahkan ke lokasi lain. Tepatnya di Pasar Liem Hie Djung Nunukan untuk dijadikan tempat penampungan ikan bagi pedagang ikan. “Kayu sudah dipindahkan. Itukan memang miliki pedagang ikan. Mereka hanya pinjam lahan sementara. Kini sudah pindah,”ujarnya menjelaskan.

Terpisah, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan, Andy Ariyanto mengakui jika bangunan pasar basah itu memang aset pemerintah daerah. Kondisinya memang rusak dan tak dapat difungsikan saat ini. Pembangunannya dilakukan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPK) Nunukan pasca adanya kebakaran yang terjadi di Jamaker 2015-2016 lalu. “Tapi, waktu mau membangun, kami tidak dilibatkan. Informasi pegawai sebelumnya seperti itu. Setelah jadi, baru diserahkan ke kami untuk dimanfaatkan,” ungkap Andy saat dikonfirmasi media ini di ruang kerjanya kemarin.

Ia mengatakan, ketika diserahkan, pihaknya bingung untuk pemanfaatannya. Sebab, para pedagang sudah memilih di tempat lain berjualan. Bahkan, pasca kebakaran itu pedagang terbelah dua kubu. Ada yang tetap bertahan di Jamaker dan ada yang pindah. “Apalagi sekarang sudah ada pasar yang baru. Jadi, apakah layak bangunan itu digunakan untuk pasar lagi. Tentunya sangat bertentangan lagi dengan kondisi yang ada saat ini. Sampai saat ini kami masih mencarikan solusi seperti apa bangunan itu,” pungkasnya. (oya/zia)   

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X