TARAKAN - Masyarakat Kaltara harus proaktif. Kejahatan narkoba mengintai siapa saja. Tak sebatas menghindarkan diri dari barang haram itu, tapi perlu dukungan mengkampanyekan di lingkungan sehari-hari akan bahaya narkoba.
Data yang dibeberkan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara, sebanyak 30 orang meninggal setiap harinya karena narkoba di Indonesia. Rentang usia pengguna 10-50 tahun.
"Mengapa narkoba subur karena ada potensi pasar, ada masyarakat yang labil dalam perekonomian. Pekerja menuntut lebih. Hitungan tenaga kerja 8 jam, tapi pengin lebih, akhirnya pakai bahan-bahan itu (narkoba)," sebut Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Kaltara AKBP Dadang Djoko Karyanto, M.H, dalam rapat BNNP dengan sejumlah instansi, Rabu (13/2) pagi.
Yang menakutkan, narkoba merambah anak-anak. Apalagi Kaltara yang dikenal sebagai salah satu jalur peredaran. "Kalau enggak Malaysia, Filipina asal barangnya. Jaringan internasional dan narkoba juga ada yang lewat Lapas, Tanjung Kusta," kata Dadang.
Dalam pengiriman, selain mengutus sejumlah kurir, kargo atau jasa pengiriman juga menjadi kelemahan. "Harusnya lewat X-ray bandara. Ini langsung ke gudang," kata dia.
Mengatasi kejahatan narkotika menjadi tanggung jawab bersama. "Memberantas kejahatan ini, tidak sebatas diam atau tidak menyentuh narkoba. Tapi perang terhadap narkoba itu, salah satu proaktif, termasuk melapor jika ada kegiatan mencurigakan. Bandar ini setiap hari bergerak," ujarnya. (lim/nri)