• Senin, 22 Desember 2025

Kredit Perumahan Didominasi Abdi Negara

Photo Author
- Senin, 18 Februari 2019 | 13:15 WIB

TANJUNG SELOR – Meski usia Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) baru menginjak 5 tahun, namun pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di ibu kota provinsi secara masif sudah mulai dirasakan. Termasuk mulai banyaknya para pengembang perumahan serta perbankan yang mulai mengembangkan usahanya di ibu kota.

Kepala KCP Bank Tabungan Negara (BTN) Tanjung Selor, Christian Simanungkalit menjelaskan, dengan beroperasinya BTN di Ibu Kota Provinsi Kaltara sejak Januari 2019. Memberi gambaran jika wilayah Kabupaten Bulungan memiliki prospek ekonomi cukup baik ke depan termasuk permintaan kebutuhan kredit perumahan.

“Prospeknya bagus, arah pengembangan dari pembicaraan saya dengan para pengembang perumahan arahnya ke Tanjung Selor,” ungkapnya belum lama ini.

Bahkan saat ini Bank BTN telah bekerja sama dengan pengembang perumahan subsidi yang berada di Kilometer 2, Kilometer 4 dan juga Kilometer 6. “Beberapa sudah melakukan akad kredit, baik yang di Kilometer dua, empat maupun enam,”ujarnya.

Dengan beroperasinya Bank BTN di Bulungan, menurutnya ada beberapa pengembang lokal yang berkonsultasi bagaimana caranya menjadi pengembang perumahan. “Jadi kita di sini tidak hanya menyalurkan kredit saja, kami juga membantu membentuk bagaimana yang awalnya hanya kontraktor biasa menjadi pengembang perumahan,” katanya.

Selama ini Bank BTN selalu bekerja sama dengan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) untuk perumahan subsidi, serta Real Estate Indonesia (REI) untuk jenis hunian komersial menengah ke atas. “Dimana pun BTN harus ada dua itu (Apersi dan REI, Red), yang menaungi semua pengembang,” terangnya.

Selain itu, untuk memacu pertumbuhan pengembang lokal pihaknya beserta organisasi yang menaungi para pengembang juga sering melakukan pertemuan. Sebagai sarana komunikasi serta belajar untuk para pengembang baru. “Ketika BTN sudah masuk dimanapun permintaan akan hunian pasti meningkat. Apalagi di Tanjung Selor yang merupakan ibu kota provinsi baru,” ulasnya.

Christian menjelaskan, selama ini untuk proses pembiayaan perkreditan perumahan subdisi di Bulungan tidak menemui kendala. Karena hampir sebagian besar yang mengajukan kredit perumahan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI dan Polri. “Dari tiga titik perumahan bersubsidi hampir 80 persen yang mengajukan PNS, TNI dan Polri. Hanya sebagian kecil kalangan swasta maupun pengusaha,”katanya.

Menurutnya jaminan pembiayaan perkreditan bagi PNS, TNI dan Polri jauh lebih aman, jika dibandingkan dengan kalangan swasta serta pengusaha. “Untuk kreditnya lebih aman untuk PNS, TNI dan Polri. Jika pengusaha atau swasta biasanya kami lebih dalam analisanya,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan keberadaan Bank BTN sudah lama di Kaltara terutama di Kota Tarakan. Meski demikian karena secara geografis Tarakan adalah kota kepulauan dengan jumlah penduduk yang mulai padat sehingga saat ini sudah sulit mengembangkan perumahan. “Informasi yang saya peroleh, pengembangan perumahan di Tarakan berada pada level titik jenuh,” jelasnya.

Terutama berkaitan dengan hunian, Tarakan yang merupakan sebuah pulau untuk dikembangkan sudah mentok, sehingga progress pengembangan perumahan larinya ke lima kabupaten/kota di Kaltara termasuk di ibu kota provinsi. “Infonya larinya kesini yang lebih potensial,” singkatnya.

Christian mengatakan keberadaan Kota Tarakan dan Tanjung Selor ibarat Balikpapan dan Samarinda. Satu wilayah menjadi kota pusat perdagangan dan jasa dan satunya menjadi pusat pemerintahan. “Mungkin lebih mirip dengan Samarinda dan Balikpapan, kota dagangnya di Tarakan untuk pemerintahan dan segala macam ada di Tanjung Selor,”jelasnya.

Sedangkan untuk pengembangan perumahan selain di Tanjung Selor pihaknya minilai Kabupaten Berau juga sangat potensial. “Perumahan di Berau saya kira potensial untuk dikembangkan, termasuk wilayah lain di Kaltara,” jelasnya.

Ia memprediksi pertumbuhan pembangunan serta ekonomi di Bulungan akan mulai terlihat pesat lima tahun ke depan. Karena saat ini Kaltara masih dalam tahap pembangunan infrastruktur penunjang. “Prediksinya lima tahun ke depan baru bisa kelihatan, tunggu pelabuhan dan bandara besar selesai pasti pertumbuhan ekonomi akan bergerak lebih cepat,” kata Christian.

Menurutnya pembangunan infrastruktur sudah tentu menunjang pertumbuhan ekonomi. “Ketika infrastruktur penunjangnya sudah baik otomatis semakin banyak investasi masuk. Seiring dengan hal tersebut kebutuhan akan hunian meningkat,” pungkasnya.(dsh/eza)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X