NUNUKAN - Minimnya curah hujan di Kabupaten Nunukan membuat titik panas sebagai indikasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan terus meningkat. Selama Februari, satelit milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nunukan pun mendeteksi setidaknya ada 10 titik api.
Beberapa wilayah yang memiliki titik api berada di Kecamatan Nunukan Selatan, Sei Menggaris, Kecamatan Sebuku, bahkan di Nunukan. Kecamatan Seimenggaris dan Sembakung mendominasi titik api. Dalam insiden kebakaran lahan yang sudah terjadi, luas lahan yang sudah terbakar mencapai 21 hektare.
Prakiraan cuaca BMKG Nunukan, Taufik mengatakan, sejak awal Februari diakuinya sudah sering terdeteksi titik api di Nunukan. Titik api banyak terdapat di Kecamatan Sebuku dan Sei Menggaris. “Beberapa minggu terakhir memang sering terdeteksi terjadi titik api atau ada indikasi kebakaran lahan,” ujarnya kepada diwawancarai kemarin.
Bahkan, di dua Kecamatan tersebut, titik api yang terdeteksi satelit, panas derajatnya hingga mencapai di atas 50 persen. Tanda tersebut diindikasi terjadinya kebakaran hutan atau lahan sangat besar terjadi.
Di Nunukan sendiri, juga terjadi dua kebakaran lahan, dimana sebelumnya telah terjadi di Jalan Ujang Dewa dan Jalan Lingkar, Nunukan Selatan. Kebakaran menghabiskan sebanyak 21 hektare lahan. Tentunya kondisi kekeringan yang memicu semakin banyaknya titik api di Nunukan. Pihaknya sebelumnya memang sudah memprediksi penurunan curah hujan akan terjadi secara signifikan pawal Januari hingga akhir Februari. Ini terlihat berdasarkan analisa serta pengembangan olah data secara periodik pihak BMKG Nunukan.
Berdasarkan periode waktu tertentu yang terjadi dalam selang waktu yang tetap, penurunan curah hujan kerap terjadi pada waktu tersebut. Pihak BMKG pun mengimbau warga untuk waspada karhutla yang bisa saja terjadi jika kondisi kekeringan melanda.
Apalagi saat kemarau, potensi terjadi karhutla bisa meningkat, mengingat terjadinya bisa disebabkan oleh alam atau cuaca. Namun bisa juga dari faktor campur tangan manusia yang sengaja membakar lahan untuk kepentingan tertentu. Hal itu wajib diwaspadai. (raw/fly)