TARAKAN – Adanya material pasir di sepanjang Aki Balak hingga Mulawarman dikeluhkan pengguna kendaraan bermotor, terutama kendaraan roda dua (R2), dikarenakan material pasir membuat jalan di sekitar tersebut berdebu ketika cuaca sedang panas.
Salah satu pengendara R2, Adi Surya mengatakan, material pasir ini sangat menganggu pengendara R2, dikarenakan ketika ada kendaraan roda empat (R4) melintas dan melewati material pasir tersebut, tumpukan debu dari material pasir tersebut akan berterbangan. “Kalau sudah berterbangan, selain menganggu penglihatan juga mengganggu pernapasan,” bebernya.
Dirinya berharap instansi terkait bisa menindaklanjuti material pasir yang diketahui jatuh dari kendaraan proyek yang melintasi kawasan tersebut. “Seharusnya instansi terkait bisa menindaklanjuti, karena kami sebagai pengguna jalan umum setiap hari melewati jalanan ini,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan pengendara R2 lainnya, Indria Aprilia. Menurutnya, debu yang berterbangan dari material pasir yang sangat menganggu. “Ini saja sampai pakai masker, karena debunya sangat mengganggu pernapasan,” ungkapnya.
Dirinya mempertanyakan instansi terkait yang belum membersihkan material pasir tersebut. “Bukan saya saja yang mengeluhkan, pengendara lain juga. Seharusnya pemilik kendaraan proyek yang menjatuhkan material pasir ini di jalan dilakukan penindakan oleh instansi terkait karena sudah sangat dikeluhkan,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tarakan Supriono saat dikonfirmasi kemarin (26/2), menjelaskan bahwa kondisi jalan yang terdapat material pasir tidak hanya terjadi di Jalan Aki Balak dan Jalan Mulawarman, tapi ada beberapa titik yang mengalami kondisi serupa. “Karena Tarakan ini masih dalam proses pembangunan, adanya material pasir di beberapa titik jalan tidak bisa kita hindari, karena setiap harinya kendaraan pengangkut material pasir beroperasi di jalan,” bebernya.
Meski begitu, pihaknya sudah menegur pelaksana proyek-proyek yang selama ini menjadi penyebab kotornya jalan akibat material pasir yang mengganggu pengendara R2. “Sudah kami lakukan peneguran, seperti yang kami lakukan hari ini (kemarin) terhadap proyek di Jalan Kusuma Bangsa, tepatnya di belakang Kantor Pelni dan proyek di Jalan Halmahera,” ungkapnya.
Sejauh ini untuk membersihkan material pasir, pihaknya masih kesulitan dikarenakan terbatasnya jumlah armada yang dimiliki. “Sebenarnya penyebab adanya material pasir yang mengotori jalan dikarenakan saat mengangkut dari tempat pengambilan pasir hingga ke tempat proyek ban mobil pengangkut pasir tidak dibersihkan, seharusnya bannya tersebut dibersihkan agar pasirnya tidak mengotori jalan,” tuturnya. (jnr/ash)