• Senin, 22 Desember 2025

DBD Renggut Tiga Nyawa Balita

Photo Author
- Rabu, 10 April 2019 | 10:34 WIB

NUNUKAN – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan cukup memprihatinkan. Sebab dari 13 kasus DBD sejak Januari-April 2019, tiga di antaranya meninggal dunia.

Bahkan meninggalnya penderita DBD yang masih berusia balita itu merupakan kasus pertama di Kabupaten Nunukan selama 2019.

Yus Bumbongan, salah seorang warga Lumbis yang mengetahui Lumbis sedang darurat DBD mem-posting informasi di media sosial (medsos). Sudah adanya korban meninggal dunia karena DBD di Desa Beringin, Kecamatan Lumbis, membuat dirinya meminta kepada instansi terkait untuk segera lakukan tindakan penanganan di daerahnya tersebut.

“Kami mohon kepada instansi terkait, mohon tindakan penanganan DBD di wilayah Kabudaya. Sebelum memakan korban lebih banyak, sudah ada korban DBD dari Desa Beringin, Kecamatan Lumbis, Nunukan. Jangan sampai ada korban lagi. Mohon segera cepat tindakannya,” tulis Yus di halaman medsosnya.

Terpisah, dokter Puskesmas Lumbis, dr Edi yang dikonfirmasi media ini mengaku kasus DBD di Lumbis meningkat dibandingkan tahun 2018 lalu. Periode Januari- April ini, sudah ada 13 orang yang menderita DBD. Diperiode yang sama, tahun 2018 lalu hanya ada 9 penderita. “Dari sekian jumlah yang ada, sudah ada tiga orang yang meninggal. Penderita memang didominasi balita,” ungkap Edi kepada Radar Nunukan.  

Edi menjelaskan, penderita DBD yang ditangani pihaknya sudah melewati masa kritis. Kondisi balita dalam keadaan demikian sangat tidak memungkinkan untuk ditangani. Kendati begitu, pihaknya langsung merujuk penderita ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Malinau.

Kenapa masyarakat banyak terlambat membawa ke puskesmas, diakui Edi, masyarakat Lumbis kebanyakan menduga penyakit demam tinggi yang diderita anaknya adalah kerumut atau hanya penyakit alergi gatal yang berdampak dengan panas tinggi pada tubuh. Padahal penyakit yang diderita DBD.

“Ya, biasanya mereka baru membawa anaknya ke puskesmas saat kondisi pasien (balita, Red) sudah dalam kondisi suhu badan tinggi dan lemah. Ketika kita cek di laboratorium, ternyata yang bersangkutan terjangkit DBD. Jadi ini seharusnya menjadi pelajaran. Jika anak panas tinggi, segera lah bawa ke puskesmas,” harap Edi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan, dr Meinstar Tololiu yang dikonfirmasi media ini mengatakan, pihaknya langsung melakukan fogging di sejumlah desa di Kecamatan Lumbis. Ia juga memastikan kasus DBD di Lumbis tersebut sudah tidak masuk Kejadian Luas Biasa (KLB). “Hari ini (kemarin, Red) sudah dilakukan fogging di sana. Untuk kasus tidak termasuk KLB,” singkat Meinstar mengakhiri. (raw/ana)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X