• Senin, 22 Desember 2025

Distributor Diminta Ikut Kontrol Pedagang

Photo Author
- Selasa, 6 Agustus 2019 | 10:29 WIB

TANJUNG SELOR – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kalimantan Utara (Kaltara) terus memantau kondisi pasar jelang perayaan hari raya Iduladha tahun ini.

Salah satu isu yang sempat mencuat belakangan ini, mengenai kenaikan harga ayam dari inti atau distributor sebesar Rp 29 ribu menjadi Rp 30 ribu atau naik Rp 1.000 per kilogram (kg). Namun, setelah dilakukan pertemuan, inti sepakat untuk menjual ayam ke pedagang dengan harga Rp 29 ribu per kg.

Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Disperindagkop dan UKM Kaltara, Septi Yustina M mengatakan, untuk menjaga stabilitas harga ayam itu, inti diminta untuk mengontrol para pedagang yang diberikan jatah.

“Jika ada pedagang yang nakal dengan menjual ayam di atas HET (harga eceran tertinggi) yang kita sepakati Rp 45 ribu per kilogram, harus diberikan sanski. Di sini inti harus tegas,” kata Septi kepada Radar Kaltara saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (5/8).

Dalam hal ini, inti harus menyetop pemberian stok ke pedagang yang nakal. Termasuk berkoordinasi dengan inti lainnya untuk meminta dan bersepakat untuk tidak memberikan pasokan ayam kepada pedagang yang nakal itu. 

“Di Kaltara ini ada lima distributor. Jadi mereka harus bersepakat jika ingin menjaga stabilitas harga ayam itu. Dan juga, jika ada kenaikan harga di tingkat inti, setidaknya itu harus dikonfirmasi juga ke pemerintah,” tuturnya.

Pastinya, kondisi harga ayam ini harus dijaga, jangan sampai naik. Sebab, jika dijual lewat dari HET yang sudah ditetapkan Rp 45 ribu itu, maka harga ayam akan menjadi pemicu inflasi untuk provinsi termuda Indonesia ini.

Adapun untuk penindakan terhadap pedagang yang nakal dengan menjual ayam di atas HET yang sudah disepakati itu, akan dilakukan oleh Polda Kaltara. Untuk pengawasan di lapangan, Disperindagkop akan membuat label untuk dipasangkan di tempat penjualan.

“Sebenarnya Rp 40 ribu per kilogram saja sudah untung. Tapi takutnya stok kurang, makanya ditetapkan Rp 45 ribu per kilogram. Saya rasa itu untungnya sudah banyak untuk pedagang,” sebutnya.

Sementara, untuk beberapa yang lainnya, seperti daging dan beras, itu masih dalam kategori aman. Karena sudah ditangani oleh Bulog dengan harga jual mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan secara nasional.  “Kalau daging, saya pikir aman. Karena langsung Bulog yang menangani,” katanya.

Pastinya, untuk setok sembako di Kaltara jelang Iduladha tahun ini masih aman. Semuanya masih stabil. Terbukti, per Juli 2019, Kaltara tidak terjadi inflasi, justru terjadu deflasi atau penurunan harga yang diketahui 0,64 persen. (iwk/eza)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X