TARAKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan mengusulkan pemasangan early warning system kepada pemerintah pusat. Wilayah Tarakan dianggap sangat memerlukan peralatan pendeteksi dini kejadian alam tersebut.
“Kita minta sesuai keperluan. Seusai kebutuhan,” ujar Kepala BPBD Tarakan Abdul Azis, Senin (7/1).
Mengenai lokasi pemasangannya, Abdul Azis menyerahkan kepada pemerintah pusat. Menurutnya, pemerintah pusat melalui instansi terkait sudah melakukan survei, beberapa waktu lalu.
Dari hasil survei, ada dua opsi lokasi yang akan dijadikan tempat pemasangan. Di kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan di pos Badan Keamanan Laut (Bakamla) di Tanjung Batu.
Abdul Azis mengungkapkan, keberadaan peralatan itu sangat penting bagi masyarakat Tarakan. Mengingat letak geografis dan sejarah Tarakan yang sudah pernah diguncang gempa berskala besar.
“Sangat penting. Gempa itu kan tidak tiba-tiba besar. Biasanya ada gempa-gempa kecil. Nah, alat itu sebenarnya dari gempa-gempa yang ada kemudian nanti dibaca, dianalisas apakah nanti terjadi gempa besar,” ujarnya.
“Dalam sejarahnya pernah ada gempat 7,1 (SR) di tempat kita. Tarakan ini termasuk daerah berpotensi gempa. Dan, itu secara historis sudah pernah terjadi,” bebernya.
Terkait bantuan pusat, dia mengaku sudah cukup banyak. Misal, perlengkapan SAR hingga peralatan untuk membantu korban musibah di pengungsian. 2012 lalu, kata dia, pihaknya menerima bantuan berupa alat pengolahan air atau water treatment yang bisa digunakan membantu korban musibah di pengungsian bila membutuhkan air bersih.
“Peralatan itu disiapkan dalam rangka mengantisipasi kalau ada kejadian akibat kejadian bencana. Dari air kotor diolah bisa langsung diminum,” ujarnya. (mrs/fen)