• Senin, 22 Desember 2025

Area Pemakaman Terancam Longsor

Photo Author
- Rabu, 24 Maret 2021 | 21:33 WIB
LONGSOR: Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Bulungan mengakibatkan longsor ruas Jalan Bilung Lung, Desa Jelarai, Tanjung Selor, Selasa (23/3).
LONGSOR: Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Bulungan mengakibatkan longsor ruas Jalan Bilung Lung, Desa Jelarai, Tanjung Selor, Selasa (23/3).

TANJUNG SELOR – Hujan deras mengguyur Tanjung Selor, Selasa (23/3) dinihari hingga menjelang siang, mengakibatkan sebagian badan Jalan Bilung Lung, Desa Jelarai, Tanjung Selor tertutup timbunan longsor. 

Kejadian itu mengakibatkan arus lalu lintas sempat kurang lancar. Kendaraan dari dua arah berlawanan, dengan hati-hati silih berganti melalui titik longsoran. Pengendara yang melintas mendapatkan bantuan dari warga sekitar. 

Kepala Desa (Kades) Jelarai Remington Hendrik memperkirakan, longsor yang menutupi sebagian badan jalan itu terjadi Selasa dinihari. Ia juga memastikan longsor dipicu tingginya intensitas hujan dan kondisi tanah yang labil. 

Tidak ada kerugian materil dan korban jiwa dalam peristiwa longsor. “Permukiman warga agak jauh dari titik longsor itu. Kami perkirakan kejadiannya subuh tadi (kemarin, Red) karena hujan deras sekali,” kata Remington. 

Meski tak ada kerugian, potensi longsor masih mengancam kawasan pemakaman umum di sekitar lokasi yang sama. “Itu mengancam tempat pemakaman di atas gunung (bukit, Red). Tinggal sedikit lagi, longsor,” ungkapnya.

Hingga berita ini diturunkan material longsor telah dibersihkan oleh warga setempat secara gotong-rotong. “Sisa longsoran tanah sudah dibersihkan warga sekitar secara swadaya,” ungkapnya. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tanjung Harapan, Muhammad Sulam Khilmi mengungkapkan, citra inframerah Himawari, terdapat awan konvektif signifikan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Seribu, Pulau Kalimantan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat, dan Papua.

“Hari ini (kemarin, Red) jika kita melihat dari citra satelit inframerah Himawari-8, terjadi pertumbuhan awan konvektif yang signifikan terjadinya hujan ringan hingga deras di wilayah Tanjung Selor. Secara khusus dan Kalimantan Utara sepanjang hari,” singkatnya. 

Kerawanan terhadap bencana alam, hal tersebut pun diantisipasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara. Salah satunya dengan membentuk desa tanggap bencana. Wakil Gubernur Kaltara, Yansen Tipa Padan mengatakan, saat ini sudah dibentuk desa tanggap bencana. Namun perlu disiapkan, untuk mengantisipasi bencana alam. “Butuh kesiapsiagaan kita. Instruksi dari atas sampai ke bawah itu satu. Kita harus siap,” ujar Yansen, Selasa (23/3).

Adanya desa tanggap bencana bisa berjalan dengan baik. Masyarakat pun bisa memahami yang harus dilakukan, ketika terjadi bencana alam maupun non alam. “Jika tak keterpaduan, maka tidak akan bisa mengatasi bencana yang datang apapun bentuknya. Baik itu bencana alam maupun non alam, kita harus terpadu dalam menanganinya,” harap Yansen. (*/nnf/fai/mua/uno)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X