• Senin, 22 Desember 2025

Banyak Rumput Laut, Alur Laut Tarakan dan Bunyu Masih Dikeluhkan

Photo Author
- Jumat, 15 Juli 2022 | 17:20 WIB
Perairan Tarakan dan Bunyu yang banyak tali petani rumput laut.
Perairan Tarakan dan Bunyu yang banyak tali petani rumput laut.

MINTA KETEGASAN. Pengusaha speedboat meminta ketegasan oleh pemerintah terkait alur pelayaran speedboat yang bersinggungan dengan petani rumput laut.(SEPTIAN ASMADI/HRK)

TARAKAN - Permasalahan berkaitan alur pelayaran Tarakan-Bunyu dan Tarakan-Nunukan, salah satunya berkaitan dengan petani rumput laut yang membentangkan tali rumput lautnya di wilayah alur pelayaran.

Sebenarnya alur pelayaran Tarakan-Nunukan dianggap sudah selesai terkait rute, namun untuk persoalan rumput laut ini dianggap masih perlu dilakukan tindakan lebih lanjut. Termasuk rute Tarakan- Bunyu, hingga saat ini juga masih dalam rencana pembukaan alur pelayaran.

Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Tarakan, Suyanto mengatakan, sebagai perwakilan speedboat reguler dan non reguler pihaknya hanya meminta kejelasan kapan dilaksanakan. "Kalau mau dibuka jalurnya, kan harus tahu motoris kami ini mana saja batasannya. Sudah di plot masing-masing. Jadi kami butuh ketegasan dari pemerintah," tegasnya, Kamis (14/7).

Alur pelayaran speedboat yang saat ini masih digunakan petani rumput laut untuk membentangkan tali mirip seperti di jalur Tarakan-Nunukan. Dua alur, arah ke Nunukan dan Bunyu ini yang masih dikeluhkan pengusaha speedboat.

Terutama posisi pembentangan rumput laut yang semakin melebar, petani mungkin tidak tahu dimana saja batasannya. Misalnya sepekan belum melewati rute yang biasanya, bahkan pihaknya menemukan adalagi pembentangan rumput laut yang baru.

"Semakin berkembang terus. Apalagi harga rumput laut kan tinggi saat ini. Mungkin ini yang membuat teman-teman petani sedang giat membudidayakan rumput laut. Tapi, kami berharap ada ketegasan kapan eksekusi untuk dilaksanakan (pembatasan alur pelayaran dengan petani rumput laut). Apalagi ini sudah beberapa kali rapat, tapi belum ada aksi," jelasnya.

Selain keselamatan speedboat saat mengendarai di sekitar alur pelayaran, jika masih ada pembentaran rumput laut juga mengakibatkan speedboat harus mengambil jarak tempuh perjalanan semakin jauh. Akibatnya waktu perjalanan juga semakin lama. Dari normalnya sekitar 2 jam 15 menit, sekarang ini bisa menjadi 2 jam 30 menit hingga lebih.

"Permintaan kami kan tidak juga sampai dibuka semua senormalnya. Tapi ada lah jalan diantara mereka, tanda jangan sampai semakin mengarah ke laut terus. Jadi, alurnya semakin berubah terus. Kalau air besar, sebenarnya kami bisa potong. Tapi kalau sekarang tidak bisa," keluhnya.

Pemerintah diminta untuk membuat batasan atau tanda wilayah, alur mana saja yang merupakan jalur pelayaran. Sehingga kegiatan budidaya rumput laut tidak semakin menyebar ke tengah.

Mesti belum ada kejadian kecelakaan laut yang diakibatkan menabrak pembentangan rumput laut, namun ia meminta ada ketegasan dari pemerintah. Terlebih lagi setiap pekannya ada saja informasi dari motoris lain, terkait penambahan bentangan rumput laut.

"Belum ada ketegasan dan eksekusi dari pemerintah. Bahaya kalau kami tidak tahu, bisa menyangkut. Untungnya kami berangkatnya siang, jadi bisa terlihat. Kami perlu ketegasan buat batasan teman petani rumput laut, jadi jelas yang mana jalur kami," pungkasnya.(sas)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X