TANJUNG SELOR – Terjadinya inflasi Tanjung Selor yang cukup tinggi di tingkat nasional, tentu menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan. Para peternak maupun petani diminta untuk bisa meningkatkan hasil produksi.
Seperti untuk kebutuhan telur, daging dan pertanian. Bahkan untuk telur dan daging harganya sempat merangkak naik. “Semangat para petani dan peternak di Bulungan, supaya tetap memaksimalkan produksi,” ujar Bupati Bulungan Syarwani, belum lama ini.
Akan tetapi, lanjut dia, yang menjadi persoalan bagi para peternak mengenai distribusi pakan. Karena daerah belum bisa memproduksi sendiri. “Ini kemudian yang mengakibatkan harga jual ternak, ditentukan dengan ongkos pakan yang didatangkan dari luar daerah,” ungkapnya.
Hal itu tentu menjadi beban usaha yang dikeluarkan oleh pengusaha ternak. Salah seorang penjaga ternak yang namanya enggan disebutkan membenarkan, jika harga ternak tergantung dari naik atau tidaknya harga pakan. Karena pakan masih andalkan dari luar Bulungan.
Jika saja pakan yang dihasilkan harganya berubah, secara otomatis ternak yang dijual ke pasar ikut dinaikkan. Namun, saat ini harga pakan masih cenderung stabil. Tapi, ketika adanya penyesuaian harga BBM subsidi imbasnya pada kenaikan harga pakan.
“Jadi secara tidak langsung harga daging ayam yang kita jualan ikut naik. Karena ada ongkos transportasi, imbas dari penyesuaian tarif BBM subsidi. Saat ini kami menjual ayam Rp 37 ribu per kilogram. Ayam yang didatangkan dari Berau, Kaltim,” ujarnya.
Untuk permintaan pasar cenderung normative. Tapi bisanya permintaan tinggi ketika menyambut hari besar keagamaan. Ayam yang didatangkan, biasanya melihat permintaan pasar.
“Saat ini ayam ternak yang kami jualkkan ada sekitar 800 ekor. Jika ada pelanggan yang membeli hitungan per kilogram,” tandasnya. (*/mts/uno)
