TANJUNG SELOR - Wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) terdeteksi menjadi daerah yang rawan terhadap dampak gempa bumi. Meskipun, kekuatan gempa yang diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan masuk dalam ring tiga.
Menurut Kepala BMKG Tarakan Muhammad Sulam Khilmi saat dikonfirmasi, secara garis besar wilayah Bulungan, Tarakan, Nunukan, KTT serta Malinau masuk ring 3 daerah rawan terhadap ancaman gempa bumi. “Iya potensinya ada, cuma tidak sebesar ring dua atau potensi sedang dan 1 potensi tinggi,” jelas Khilmi, Rabu (14/12).
Berdasarkan catatan sejarah, kata dia, gempa tektonik 3,4 magnitudo pernah mengguncang wilayah Bulungan pada 13 Februari 2022. Sesuai hasil analisis BMKG, menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki parameter M 3,4. Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 2.84 LU (Lintang Utara) dan 117.2 BT (Bujur Timur) atau tepatnya berlokasi 24 km (kilometer) Tenggara Bulungan, pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposenter gempa bumi yang terjadi. Merupakan jenis gempa bumi kedalaman dangkal, akibat aktivitas sesar lokal. Berdasarkan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Bulungan dengan intensitas II-III MMI.
Selanjutnya, ada gempa susulan yang terjadi di waktu yang sama. Masyarakat diminta untuk tetap waspada. Dia menyarankan, kepada pemerintah untuk menyiapkan jalur evakuasi. Itu sebagai bentuk antisipasi jika terjadi potensi gempa bumi.
“Kota Tarakan pun terdeteksi potensi terjadi gempa bumi. Catatan sejarah membuktikan, wilayah Tarakan pernah diguncang gempa tektonik 3,4 magnitudo. Sepanjang tahun ini, sudah terjadi dua kali gempa bumi. Meskipun intensitas gempa yang terdeteksi itu kecil,” ungkapnya.
Berkaitan jalur evakuasi terhadap potensi gempa di Kabupaten Bulungan, pemerintah daerah belum menyiapkan. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Bulungan Iwan Sugianta menyampaikan, belum ada jalur khusus untuk evakuasi terhadap potensi gempa bumi.
“Untuk jalur evakuasi, kita siapkan tahun depan. Yang perlu diketahui, sebelum menyusun itu mesti ada jalur mitigasi terlebih dahulu,” tuturnya. Jalur evakuasi gempa bumi ini, kata dia, berbeda dengan banjir dan bencana lainnya. Sehingga, peta potensi bencana harus terlebih dahulu dilakukan pemetaan.
“Kita sudah berkoordinasi dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) perihal rencana membuat jalur evakuasi khusus. Sehingga sistem yang ditetapkan terintegrasi antara pusat dan daerah,” harapnya. (*/mts/uno)