TARAKAN - Pemberitaan gempa dan tsunami sempat meresahkan masyarakat di Tarakan. Namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan menegaskan informasi tersebut merupakan potensi, bukan prediksi gempa.
Kepala BMKG Kota Tarakan Sulam Khilmi menjelaskan, bencana gempa bumi tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. “Wilayah Kalimantan Utara memang berpotensi terjadi gempa. Dikarenakan ada tiga patahan aktif yaitu patahan Tarakan, patahan Meratus, dan patahan Mangkalihat,” sebutnya, Kamis (22/12).
Berkaitan dengan penjelasan sesuai pemberitaan yang beredar di medsos, bahwa Kaltara terancam gempa berkekuatan besar. Menurut Sulam, alangkah lebih baiknya masyarakat selalu sigap dan siap. Untuk mitigasi bencana apapun di wilayah Kaltara, dalam meminimalisir dampak yang bisa disebabkan bencana tersebut.
Ia juga menegaskan, kata prediksi dan potensi merupakan dua suku kata berbeda arti. Masyarakat juga diharapkan, untuk memahami perbedaan antara istilah prediksi dan potensi.
“Potensi didasarkan atas sejarah dan perhitungan pada data-data. Sementara prediksi lebih ke sesuatu yang hampir pasti terjadi dalam waktu dekat. Untuk isu gempa bumi magnitude 7.0 skala ritcher di Kaltara, merupakan potensi dan bukan prediksi,” tegasnya.
Pihaknya berharap kepada masyarakat agar tidak panik. Tapi tetap selalu waspada dengan memperbarui informasi kepada sumber-sumber yang terpercaya. Lebih jauh, kata Sulam, untuk wilayah Tarakan ada patahan atau sesar yang dinamakan Sesar Tarakan.
Sesar Tarakan menyimpan potensi gempa besar magnitudonya. “Sekali lagi ini potensi dan bukan prediksi. Tsunami berpotensi terjadi jika terjadi gempa dengan magnitude besar dan episentrumnya di laut dan dangkal,” ujarnya.
Informasi ini, disampaikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan sebagai upaya mengedukasi masyarakat. Bahwa tempat yang ditinggali tidak sepenuhnya bebas dari ancaman gempa bumi. “Agar jika terjadi gempa masyarakat mengetahui dan tanggap apa yang harus dilakukan,” harapnya. (sas/uno)