TARAKAN - Fenomena waterspout atau yang lebih dikenal angin puting beliung kembali terjadi di Perairan Kaltara. Tepatnya, terjadi sekira pukul 10.30 Wita di Perairan Pantai Amal, Tarakan Timur, Minggu (15/1).
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan Ida Bagus Gede Yamuna mengakui, sempat memantau wilayah dengan penampakan angin yang membentuk pusaran itu. Terpantau pada pukul 10.10 Wita, awan kumulonimbus mulai terbentuk yang memicu terjadinya waterspout ini.
Terjadinya angin berbentuk pusaran itu diketahui sudah terurai sejak pukul 10.40 Wita. Saat itu pula awan pembentuk dari waterspout ini terlihat sudah pecah. “Proses pembentukan dari pusaran angin ini dapat dikatakan cepat. Kisaran waktunya dapat berlangsung minimal 10 menit atau kurang dan maksimal 20 hingga 30 menit,” sebutnya.
Ia menegaskan, masyarakat yang melakukan aktivitas di perairan dapat dipastikan aman selama tak mendekati pusaran angin tersebut. “Jadi waterspout ini kan titik kejadiannya tidak terlalu luas. Selama kita tidak mendekat, maka tidak terjadi apa-apa juga,” ungkapnya.
Bagus menjelaskan, waterspout merupakan fenomena pusaran angin yang terjadi di atas perairan. Sebelumnya, waterspout pernah menghampiri wilayah perairan Tarakan pada Juli 2022 lalu. Kejadian waterspout yang terjadi beberapa waktu lalu, disinyalir tak jauh berbeda dengan lokasi perairan saat ini.
Waterspout dapat mempengaruhi tinggi gelombang, dengan tambahan kekuatan tekanan angin yang dihasilkan. Apabila angin hanya terpusat di titik kejadian, maka perubahan gelombang tidak berlangsung lama dan hanya terjadi di titik itu saja. “Sebagai edukasi, khususnya kepada masyarakat yang memiliki aktivitas rutin di perairan seperti nelayan. Kami harap dapat mengetahui ciri-ciri akan terbentuknya waterspout,” pesannya.
Masyarakat pun diimbau memperhatikan kondisi langit, jika mulai terlihat gulungan awal menghitam dan menggulung seperti bunga kol. Melihat kejadian itu, masyarakat diharap waspada dan menunda aktivitas di perairan. Selain itu, jika masyarakat melihat bentuk seperti corong atau belalai yang turun dari awan menuju pusat perairan. Maka sudah dipastikan waterspout akan terjadi.
“Biasanya tidak jauh dari belalai itu nanti akan muncul semburan air dari permukaan laut. Kalau sudah ada awan gelap, kemudian belalai dan semburan air, sudah dipastikan di wilayah itu akan terjadi waterspout,” tuturnya. (sas/uno)