Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP-PMK) Tarakan kembali menertibkan pelajar keluyuran di jam belajar. Penertiban dilakukan saat petugas menemukan adanya sekelompok remaja yang nongkrong di warung saat Satpol PP-PMK melakukan patroli. Mereka pun diangkut.
Kepala Satpol PP-PMK Tarakan, Sofyan menerangkan, dalam sepekan terakhir pihaknya beberapa pelajar yang keluyuran di jam sekolah. Selain menertibkan dari kegiatan patroli, ada juga penertiban yang dilakukan atas laporan masyarakat yang mengeluhkan kelompok pelajar yang meresahkan.
Baca Juga: Waduh, Ternyata Minim Jamban Sehat di Pesisir Tarakan
“Hari ini kami kembali menertibkan pelajar yang keluyuran di jam sekolah (belajar). Kami menertibkan saat beberapa remaja ini nongkrong di warung. Sebelumnya kami melakukan atas laporan masyarakat yang mengeluhkan sekelompok remaja yang meresahkan ketenangan warga,” ujarnya, Rabu (31/1).
“Membiarkan pelajar keluyuran di jam sekolah ini sama saja kita mendukung mereka untuk tidak sekolah. Sehingga jika tidak diterbitkan semakin banyak pelajar yang bolos sekolah nantinya. Kasihan orang tua mereka, tahunya anaknya pergi sekolah tetapi nyatanya anaknya keluyuran. Kalau terjadi apa-apa nantinya pihak sekolah juga tidak mengetahui karena dia tidak sampai ke sekolah,” sambungnya.
Adapun untuk pelajar yang bolos, pihaknya meminta Dinas Pendidikan (Disdik) peka dalam penanganan. Mengingat pembinaan merupakan tanggung jawab Disdik Tarakan maupun Kaltara.
“Bukan hanya pelajar ASN juga kalau dia keluyuran. Tapi memang tiap OPD kan ada yang tugas di luar kantor. Kalau ketemu kita tanya keperluannya, kalau misalnya dia ada kegiatan di luar dan lapar kita sarankan membungkus makannya untuk dimakan di kantor kalau jam dinas. Tapi kalau jam istirahat tidak masalah mereka (ASN) makan di luar. Itu kan memang jamnya makan siang,” tukasnya.
“Untuk siswa bolos ini kami mengharapkan Disdik peka terhadap fenomena ini. Karena kami hanya menertibkan saja, untuk penanganan dan pembinaan ini wewenang pihak sekolah dan Disdik. Kami berharap siswa yang terjaring ini bisa ditangani agar keluyuran lagi,” tuturnya.
“Jadi ada yang berasal dari laporan masyarakat selain merokok, ada juga yang ribut, ada juga nongkrong main gitaran. Kalau malam hari, kami juga tetap kontrol walaupun di kafe. Semisal didapati ribut, ya dilerai. Misal bawa sajam, maka kita berikan ke kepolisian. Kalau pelanggarannya perda ya bisa kita tindak. Tapi kalau kita rata-rata pembinaan saja. Kita tahu mereka ini juga perlu edukasi,” urainya. (zac/lim)