• Senin, 22 Desember 2025

Sekolah Disegel, Disdik Nunukan Negosiasi dengan Tukang di Sebatik

Photo Author
Indra Zakaria
- Jumat, 2 Februari 2024 | 18:35 WIB
Akhmad Kepala Disdik Nunukan
Akhmad Kepala Disdik Nunukan

Menghadapi persoalan penyegelan sekolah oleh sejumlah tukang di Sebatik, pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Nunukan masih terus melakukan negosiasi khususnya kepada para tukang yang disebut melakukan penyegelan.

Itu dilontarkan Kepala Disdik Nunukan, Akhmad ketika dikonfirmasi terkait persoalan penyegelan tersebut. Menurutnya, negosiasi kepada para tukang merupakan cara jangka pendek yang bisa dilakukan, supaya proses pembelajaran sekolah di sekolah yang disegel tidak terganggu.

Baca Juga: Banyak Masalah..!! Usai Kontraktor, Kini Giliran Tukang yang Menyegel Sekolah

“Ya, sementara masih negosiasi, karena kita tidak bisa masuk terlalu jauh pada persoalan ini,” ujar Akhmad ketika dikonfirmasi. “Kenapa demikian, karena kami tidak bisa melarang penyegelan oleh para tukang bangunan sekolah yang menuntut hak mereka, itu bukan wewenang kami sebenarnya,” tambah Akhmad.

Hal itu berkaitan dengan anggaran pembangunan sekolah bukan berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) melainkan proyek dari Kementerian PUPR. Meski begitu, disatu sisi Akhmad sendiri sudah pernah mencoba menanyakan pihak Dinas PUPR provinsi terkait siapa sejatinya subkontraktor proyek pembangunan sekolah di Pulau Sebatik tersebut

Dinas PUPR Kaltara hanya tahu pihak kontraktornya yaitu PT Syarif Maju Karya, dimana perusahaan tersebutlah yang merupakan pemenang tender rehabilitasi dan renovasi prasarana sekolah Kaltara 2, yang tersebar di Kabupaten Nunukan.

Sementara proyek, sudah dikerjakan sejak 14 Juli 2022 sampai 8 Juli 2023 lalu, dengan alokasi anggaran Rp 65.264.969.000. Untuk itu, Akhmad pun mengaku belum bisa berbuat banyak untuk bisa mendapatkan opsi apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. 

Apalagi jika para pelajar dipaksakan terus menerus melakukan pembelajaran secara daring, Akhmad memastikan pembelajaran tidak akan efektif menimbang, masih banyak pelajar di wilayah sebatik yang orang tuanya tidak punya fasilitas dalam pembelajaran secara daring.

“Pada intinya kami masih terus mengupayakan, bagaimana supaya persoalan ini cepat berakhir, karena bagaimanapun juga, bangunan sekolah sudah jadi dan itu sekarang kami untuk melakukan tugas belajar mengajar,” beber Akhmad. (raw/lim)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X