Dua orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Nunukan yang pernah direhabilitasi di di Tarakan, telah dipulangkan kembali ke Nunukan. Pihak RSUD Tarakan menyatakan keduanya telah sembuh.
Dia adalah Dullah, ODGJ yang terkenal sering meresahkan warga dengan tingkah laku mengancam hingga bahkan membakar sarung mobil warga beberapa kali. Dan Osas, pemuda yang kecanduan lem. Itu membuat dia menjadi tidak terkendali, meresahkan dengan mencuri, bahkan pernah mencabuli anak.
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (DSP3A) Nunukan, Faridah Ariyani mengatakan, rekomendasi RSUD Tarakan menyatakan kedua pasien ODGJ tersebut sudah boleh dipulangkan ke Nunukan.
Tentunya setelah rehabilitasi, masing-masing akan dikembalikan ke keluarganya. Dullah sendiri terbilang punya keluarga, dia langsung diserahkan ke keluarganya, berbeda dengan Osas yang belum diketahui keberadaan orang tuanya, hal ini juga masih menjadi dilematis pihak DSP3A.
“Sementara kalau terkait Osas, persoalannya masih akan dirapatkan dengan instansi terkait lainnya dahulu. karena kami juga belum tahu, apakah dia benar warga Indonesia, atau bukan, karena ada riwayatnya dia orang Filipina. Tapi kalau soal kesehatan, jika sudah dikeluarkan dari rumah sakit jiwa, harusnya sudah pulih, sudah sembuh,” ujar Faridah ketika diwawancarai, Selasa (6/2).
Setelah itu, jika nanti terlantar, Osas akan terlebih dahulu ditempatkan di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC). Namun, Faridah sendiri mengaku, Osas sejatinya sudah pernah ditempatkan ke RPTC, namun dirinya selalu tidak pernah diam dan selalu meninggalkan RPTC.
“Kalau tempat tinggal memang sejatinya dia di RPTC dulu, tapi kan dia sering tinggalkan RPTC, pembosanan juga pasti ingin kemana-mana dia, ya mudah-mudahan setelah sembuh ini dia tidak aneh-aneh lagi,” harap Faridah.
Riwayat Osas sendiri adalah seorang deportan. Pasca dideportasi, Osas pernah bekerja di pelabuhan sebagai buruh di toko. Sayangnya kecanduan ngelem, membuat dirinya menjadi tidak terkendali dan hidupnya terbengkalai. Setelah terlantar, Osas menjadi peminta-minta yang meresahkan hingga mencuri.
Sejumlah obat yang harus dikonsumsi, hingga suntikan rutin harus benar-benar dilakukan kepada mereka. Dalam hal ini, keluarga yang punya peran penting melakukannya.
“Seperti Dullah itu, keluarga sudah benar-benar kami imbau untuk menjaganya benar-benar, karena Dullah itu memang ODGJ karena kepalanya terbentur akibat kecelakaan berkali-kali, sebenarnya kalau masih dalam pengawasan, dia tidak akan terlantar dan meresahkan lagi, jadi memang harus benar-benar pengawasan dari keluarganya,” beber Faridah. (raw/lim)