Lima kecamatan di dataran tinggi Krayan saat ini minim tenaga kesehatan. Dampaknya, penanganan lanjutan pasien harus dirujuk ke Tarakan menggunakan transportasi udara. Camat Krayan Ronny Firdaus menyampaikan wilayah Krayan saat ini memiliki Rumah Sakit Pratama (RSP) Krayan. Hanya saja, fasilitas kesehatan ini tidak ditopang dengan tenaga dokter. Sehingga, pelayanan untuk pasien tidak maksimal.
"Saat ini ada dua dokter di RSP Krayan. Ini sudah termasuk manajemennya. Dengan fasilitas RSP tidak sebanding dengan tenaga dokter yang ada. Sehingga, pasien harus dirujuk ke Tarakan," ucap Ronny Firdaus kepada Radar Tarakan, Senin (26/2).
Baca Juga: Karena Cemburu Buta, Remaja di Nunukan Aniaya Pacarnya Sampai Lebam dan Memar
Dijelaskan, RSP Krayan mencover pasien yang ditangani di lima kecamatan di dataran tinggi Krayan. Dengan minimnya tenaga dokter di RSP Krayan penanganan pasien harus di rujuk ke Tarakan.
"Setiap hari saya melihat pasien dirujuk ke Tarakan. Jika pemenuhan SDM di RSP Krayan tentunya pelayanan akan maksimal. Jika tidak ada penanganan awal artinya sama saja dengan Puskesmas yang langsung dirujuk," tambahnya.
Apalagi berdasarkan ketetapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) rasio ideal atau minimal tenaga dokter per 1000 penduduk adalah 1 dokter (1:1.000 penduduk). Sementara, lima kecamatan di Krayan diakomodir RSP Krayan yang memiliki dua tenaga dokter. "Hal ini yang kita akan perjuangkan untuk pemenuhan tenaga dokter. Agar pasien mendapatkan penanganan awal sebelum dirujuk," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Nunukan Hj. Miskia mengakui telah membuka lowongan dokter. Hanya saja, sepi peminat untuk wilayah empat seperti di Krayan dan wilayah Lumbis.
Bahkan, untuk menarik peminat dokter mengisi wilayah pedalaman terpencil Pemkab Nunukan menawarkan gaji bulanan Rp 13 juta ditambah jasa pelayanan. Angka tersebut, dua kali lipat nominalnya, dibanding dengan dokter honorer untuk daerah ibu kota Kabupaten Nunukan, yang digaji Rp 8 juta per bulan.
Baca Juga: Disdamkar Bontang Masih Kekurangan Personel, Rencana Pembangunan Dua Pos Damkar Ditunda
“Mungkin mereka pikir daerah cukup jauh, dikiranya kita ini mungkin masih seperti hutan, terus memang mereka kalau di puskesmas, hanya praktek di puskesmas, pelayanannya ke masyarakat, kalau mereka di kota, mereka itukan bisa praktek di beberapa tempat,” tutupnya. (akz/ana)