Dinas Kesehatan (Dinkes) Tana Tidung saat ini sedang melaksanakan survei Evaluasi Penilaian Penularan Filariasis (penyakit kaki gajah) menggunakan Brugia Impact Survei di 32 desa.
Survei ini telah berlangsung sejak 16-24 Juli 2024. Kepala Dinkes Tana Tidung, H. Sarif, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Hanna Juniar, menyampaikan bahwa dari 32 desa, hanya 617 kepala keluarga atau 1.200 individu yang akan diambil sampel darahnya.
Baca Juga: Tingkat Partisipasi PSU di Tarakan Menurun 10 Persen
"Survei ini dilakukan pada komunitas di Tana Tidung dengan bantuan alat survei sample builder (SSB) yang dirancang khusus untuk survei berbasis komunitas,"ungkap Hanna kepada Radar Kaltara, pada Jumat (19/7).
Sementara sasaran survei adalah individu dewasa yang berusia minimal 18 tahun. Sampel yang telah terkumpul akan diperiksa di unit laboratorium mikroskopis Filariasis B/BLKM, Banjarbaru (Kalimantan Selatan).
"Pemeriksaan mikroskopis dilakukan oleh tenaga yang telah terlatih," kata Hanna.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan apakah penularan filariasis telah berhasil diturunkan ke level yang aman sehingga Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) dapat dihentikan.
"Pengambilan sampel dilakukan pada malam hari, saat ini merupakan malam kedua. Sekitar 33 persen sampel telah diambil," beber Hanna. Hanna menambahkan, survei yang dilakukan juga dipantau langsung oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yang diwakili oleh Mrs. Chintya dan tim NTD’s sebagai supervisor.
"Mereka telah mengunjungi tim kami di Muruk Rian,"tambah Hanna.
Hanna menekankan bahwa sebelum melaksanakan survei, telah dilakukan sosialisasi bersama lintas sektor seperti kepala desa, Kodim, Polres Tana Tidung, dan OJT (On The Job Training) bagi petugas kesehatan.
Selain itu, sejak tahun 2022 hingga saat ini, tidak ada lagi kasus penderita penyakit kaki gajah yang dilaporkan.(ana)