Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan meminta warga untuk mewaspadai banjir susulan, seiring curah hujan yang masih tinggi dalam beberapa hari kedepan.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Bulungan, Ahmad Syah berharap berharap dengan kewaspadaan dapat mengurangi risiko kebencanaan dan tidak menimbulkan korban jiwa. "Bencana banjir yang terjadi pada Sabtu (14/12) sudah berangsur surut," kata Ahmad Syah.
Baca Juga: Sepanjang 2024 di Nunukan, Ada 2 Kasus Illegal Logging dan 19 Karhutla
Namun demikian, masyarakat diminta untuk tetap waspada potensi banjir susulan. Mengingat, intensitas hujan kedepan masih tinggi dan air laut pasang besar. "Masyarakat dihimbau tetap siaga dan waspada karena air laut masih pasang besar, sehingga bisa saja banjir dapat datang kembali merendam pemukiman warga," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan cuaca menunjukkan Bibit Siklon Tropis 93S masih terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa. Meskipun demikian, sistem ini bergerak ke barat daya, menjauhi wilayah Indonesia dan memiliki potensi rendah untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam.
Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Harga, DKUKMPP Bulungan Lakukan Ini untuk Stabilkan Harga
"Selain itu, terpantau sirkulasi siklonik di Laut Natuna Utara yang mampu menghalangi aliran massa udara dari Benua Asia untuk mencapai wilayah Indonesia bagian selatan," ungkapnya.
Meskipun demikian, Madden-Julien Oscillation (MJO) yang telah aktif di wilayah Indonesia sejak November 2024, diprakirakan masih akan aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.
Fenomena ini didukung juga oleh aktivitas gelombang rossby, kelvin, low frekuensi serta potensi pembentukan bibit dan siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia yang masih cukup tinggi, sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan cuaca signifikan.
"Sekitar 19 persen wilayah Indonesia berada pada puncak musim hujan pada Desember 2024. Dengan diprediksinya MJO dan gelombang atmosfer yang masih cukup signifikan, maka potensi cuaca ekstrem juga akan tetap terjadi, yang berdampak pada potensi bencana hidrometeorologi," bebernya.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi dan membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko banjir.
"Kami juga mengimbau warga untuk menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana serta mempersiapkan perlengkapan darurat," pungkasnya. (jai/har)