Bupati Bulungan Syarwani S.Pd., M.Si menyampaikan keprihatinanya terhadap peristiwa asusila yang melibatkan oknum pendidik yang terjadi di beberapa daerah di Kalimantan Utara (Kaltara) belakangan ini.
Syarwani bahkan secara tegas telah mengintruksikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulungan, mengambil langkah pemecatan terhadap oknum pendidik yang terlibat kasus asusila di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Tanjung Selor baru-baru ini.
"Saya intruksikan kepala dinas pendidikan untuk memberhentikan (oknum pendidik yang terlibat kasus asusila). Kalau perlu tanpa menunggu putusan inkrah (pengadilan)," tegas bupati ketika diwawancara media, Jumat (17/1/2025).
Disampaikan Syarwani, tidak ada kata toleransi terhadap peristiwa asusila yang melibatkan oknum pendidik. Menurutnya, sebagai penggerak lembaga pendidikan, seluruh jajaran harus menjadi panutan peserta didik dan menjaga marwah lembaga.
"Bagaimana dia membentuk anak-anak kita kalau prilakunya tidak baik. Harus ada tindakan tegas agar peristiwa-peristiwa seperti itu (prilaku asusila) tidak terulang," imbuh Syarwani, menekankan.
Bupati incumbent yang kembali terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 lalu ini menambahkan, peran orang tua, pemerhati pendidikan, tokoh masyarakat dan lembaga-lembaga adat, diminta secara terus menerus memberikan edukasi di lingkungan mereka.
Melalui pengawasan dan edukasi bersama, Syarwani meyakini, peristiwa kriminal yang melibatkan anak-anak sebagai korban, dapat diantisipasi secara dini.
Ketika disinggung penggunaan teknologi komunikasi di lingkungan sekolah, Syarwani merasa yakin jika pemanfaatan teknologi dilakukan secara benar, justru memberi dampak baik kepada peserta didik.
"Penggunaan itu (handphone) kembali kepada kebijakan lembaga pendidikan. Saya rasa kalau digunakan secara tepat dan pengawasan yang baik, justru akan membantu memudahkan proses belajar di lingkungan sekolah," terangnya menanggapi penggunaan handphone oleh peserta didik di lingkungan sekolah.(dra/har)