• Senin, 22 Desember 2025

BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Kalbar Hingga Awal Februari

Photo Author
Indra Zakaria
- Kamis, 30 Januari 2025 | 10:58 WIB
ilustrasi hujan
ilustrasi hujan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, memperingatkan potensi cuaca ektrem dengan curah hujan tinggi di seluruh wilayah.

Sejumlah wilayah terutama di Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur memiliki potensi banjir kategori Tinggi.

BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas lebat dapat terjadi di lima kabupaten di Kalbar hingga awal Februari 2025. Saat ini sekitar 80 persen wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim hujan.

Baca Juga: BPBD Mempawah Catat 20.549 Jiwa Terdampak Banjir

Bagi masyarakat yang wilayahnya sudah memasuki musim hujan, diimbau agar mengambil tindakan preventif untuk memastikan kapasitas drainase lingkungan, menjaga kondisi dan kesehatan, sedia payung atau jas hujan ketika beraktivitas di luar ruangan, dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sehingga terhindar dari penyebaran penyakit di musim penghujan.

BMKG menginformasikan dalam sepekan ke belakang hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem terjadi di beberapa wilayah, seperti hujan ekstrem yang tercatat di Paloh - Kalimantan Barat (184 mm), Tanjung Pinang - Kepulauan Riau (166 mm), dan Tegal - Jawa Tengah (153 mm). Kondisi ini masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia khususnya Indonesia Bagian Selatan, yang dipicu oleh berbagai faktor yang mengakibatkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

Sementara itu, pada periode libur Isra Mi'raj dan Imlek, curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi, dengan peningkatan signifikan yang perlu diwaspadai.

Peningkatan potensi hujan ini dipengaruhi oleh kombinasi beberapa kondisi atmosfer yang aktif, seperti angin Monsun Asia yang membawa massa udara lembab yang tinggi, keberadaan fenomena La Nina lemah yang meningkatkan potensi curah hujan di daerah tropis, gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini aktif di wilayah Indonesia bagian barat, serta gelombang ekuator lainnya seperti Rossby dan Kelvin yang mendorong pembentukan awan konvektif.

Selain itu, tingginya awan konvektif terbentuk di wilayah Indonesia, terindikasi dari nilai prediksi OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang negatif di sebagian besar wilayah yang diprediksi akan berkontribusi pada peningkatan intensitas hujan. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Pontianak Post

Rekomendasi

Terkini

X