Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menegaskan bahwa pendekatan pembinaan ala militer terhadap anak yang dianggap nakal tidak relevan diterapkan di wilayahnya.
Pasalnya, sejauh ini tidak ada kasus siswa yang dinilai memerlukan penanganan seperti itu. Pernyataan tersebut disampaikan Zainal menanggapi isu rencana pembinaan remaja bermasalah melalui penempatan di barak militer.
Baca Juga: Putusan MK Tegaskan SD-SMP Harus Gratis, Tak Peduli Sekolah Negeri atau Swasta
Ia menyebut, di Kaltara belum ditemukan kasus siswa dengan perilaku menyimpang yang memerlukan pola pembinaan semacam itu. “Kalau di Kaltara kan tidak ada siswa kita yang nakal,” kata Zainal. Menurutnya, penggunaan istilah nakal terhadap anak justru memberi stigma negatif dan dapat menghambat proses tumbuh kembang mereka.
Ia menilai pendekatan yang edukatif, berbasis kasih sayang, dan mengedepankan pembinaan karakter jauh lebih efektif. “Kita punya cara pandang yang berbeda. Bisa saja diarahkan ke pesantren atau pelatihan keterampilan, bukan dimasukkan ke barak militer,” ungkapnya.
ia juga mengingatkan bahwa anak adalah generasi penerus yang harus dibimbing dengan baik, bukan dijauhi karena kekeliruan yang mungkin mereka lakukan di masa remaja. “Mereka adalah generasi masa depan. Kalau hari ini mereka keliru, tugas kita adalah meluruskan dengan cara yang mendidik,” pungkasnya. (jai/har)