MALINAU- Kecelakaan speedboat kembali terjadi di perairan Kalimantan Utara (Kaltara) pada Senin (22/9/2025). Informasi yang dihimpun Radar Tarakan, kecelakaan transportasi perairan ini terjadi di perairan Sungai Sesayap, Kabupaten Tana Tidung. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, Idham Chalid saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu.
Idham menjelaskan, berdasarkan laporan dari anggotanya di lapangan, laka laut itu dialami speedboat SB Malinau Exp VI trayek Tarakan-Malinau.
"Speedboat berangkat dari Pelabuhan Malinau pukul 08.15 Wita dengan tujuan ke Tarakan," ujar Idham. Sesuai data, speedboat GT. 16 No. 11/65 memiliki kapasitas muatan 42 Penumpang. Berdasarkan manifest, total jumlah penumpang 35 orang.
"Dari jumlah ini, tercatat penumpang dewasa 33 orang dan anak-anak 2 orang," jelasnya. Saat ini kondisi penumpang semua selamat dan telah di evakuasi di Kabupaten Tana Tidung. Dugaan sementara terjadi kebocoran pada speedboat itu dikarenakan menabrak kayu.
TABRAK BATANG
Franky selaku Humas Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Kaltara mengatakan, berdasarkan keterangan sementara yang didapatkan pihaknya dari Nahkoda kapal yaitu Ali Jamaludin, didapati speedboat berangkat dari Pelabuhan Malinau pada pukul 08.15 WITA.
Sekitar pukul 09.07 WITA, speedboat mengalami benturan keras yang berasal dari bagian bawah buritan, diduga akibat batang kayu besar yang tidak terlihat di permukaan sungai. “ABK langsung memberi tahu nahkoda dan nahkoda kemudian arahkan kapal ke tepi sungai untuk evakuasi,” katanya.
Ia menambahkan, setelah berhasil mendekat ke tepian, seluruh penumpang dan barang-barang segera diturunkan. Beberapa menit kemudian, air terus mengisi badan kapal hingga SB Malinau Express VI miring, tenggelam, dan terbalik di pinggir Sungai KTT.
“Penumpang semua selamat, termasuk barang-barang mereka. Tapi kapal mengalami kerusakan pada buritan dan tiga mesin terendam,” lanjutnya. Franky menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan lengkap dari nahkoda dan akan melakukan investigasi lanjutan.
“Kami apresiasi tindakan cepat Nahkoda dan ABK yang memprioritaskan keselamatan penumpang. Tidak ada korban jiwa dan seluruh barang milik penumpang dapat diselamatkan,” jelasnya.
Franky menambahkan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan operator kapal dan pihak terkait lainnya untuk mengevaluasi rute pelayaran di sekitar KTT, mengingat wilayah tersebut cukup rawan dengan batang kayu hanyut yang bisa membahayakan navigasi. (*)