• Minggu, 21 Desember 2025

Tanpa Akses Jalan yang Memadai, Warga Krayan Kembali Pikul Pasien Sakit

Photo Author
- Kamis, 25 September 2025 | 13:45 WIB
Terlihat warga Krayan yang menandu pasien sakit untuk dibawa ke puskesmas rumah sakit terdekat FOTO: DOKUMENTASI WARGA KRAYAN
Terlihat warga Krayan yang menandu pasien sakit untuk dibawa ke puskesmas rumah sakit terdekat FOTO: DOKUMENTASI WARGA KRAYAN

 

NUNUKAN – Potret keterisolasian wilayah perbatasan kembali terlihat di Krayan, Kabupaten Nunukan. Sejumlah warga setempat harus bahu-membahu menandu seorang pasien sakit melintasi jalan terjal dan hutan belantara.

Pemandangan tersebut terjadi di Wa Yagung, Krayan. Tanpa akses jalan memadai, masyarakat hanya bisa mengandalkan tenaga mereka sendiri untuk membawa warga yang membutuhkan perawatan medis ke rumah sakit.

Mereka meninggalkan pekerjaan sehari-hari, menaruh alat pertanian, lalu berjalan beriringan menempuh perjalanan belasan kilometer. Sesekali rombongan berhenti beristirahat. Dengan nafas terengah, mereka berbagi nasi bungkus seadanya di tengah perjalanan panjang. Kondisi ini sudah menjadi rutinitas yang sering terulang ketika ada warga sakit, sebuah ironi di perbatasan negara.

Anggota DPRD Nunukan asal Krayan, Rian Antoni, menegaskan bahwa kejadian semacam ini bukan hal baru. Ia menyebut warga sudah lelah meminta perhatian pemerintah, namun pembangunan di Krayan masih tertinggal jauh.

“Kami bosan mendengar janji tanpa bukti. Sejak Indonesia merdeka, pemerataan pembangunan belum benar-benar kami rasakan. Padahal Krayan ini bagian dari negeri,” ujar Rian dengan nada kecewa.

Rian meminta pemerintah pusat maupun daerah untuk memandang persoalan ini secara serius, bukan sekadar menghitung untung-rugi dari sisi ekonomi. Menurutnya, warga Krayan berhak atas akses dasar sebagai warga negara Indonesia.

“Kalau memang kami tidak dianggap bagian dari Indonesia, sebutkan saja secara tertulis supaya masyarakat tidak terus berharap. Tapi kalau dianggap bagian, maka kewajiban pemerintah adalah membangun dan membuka keterisoliran ini,” tegasnya.

Meski mengaku malu karena belum mampu membawa perubahan besar, Rian tetap berusaha memperjuangkan anggaran pembangunan bagi tanah kelahirannya. Pada tahun 2025, ia mengawal alokasi Rp6 miliar dari APBD Nunukan untuk perbaikan akses jalan di Wa’Yagung.

“Saya sudah meminta Dinas PUPR menjadikan jalan Krayan sebagai prioritas. Namun saya juga memohon maaf kepada masyarakat saya, karena sebagai putra daerah sekaligus Ketua Komisi III DPRD Nunukan, saya belum bisa menjawab harapan besar warga sejak lama,” bebernya. (raw)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X